Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Rudiyanto
Direktur Panin Asset Management

Direktur Panin Asset Management salah satu perusahaan Manajer Investasi pengelola reksa dana terkemuka di Indonesia.
Wakil Ketua I Perkumpulan Wakil Manajer Investasi Indonesia periode 2019 - 2022 dan Wakil Ketua II Asosiasi Manajer Investasi Indonesia Periode 2021 - 2023.
Asesor di Lembaga Sertifikasi Profesi Pasar Modal Indonesia (LSPPMI) untuk izin WMI dan WAPERD.
Penulis buku Reksa Dana dan Obligasi yang diterbitkan Gramedia Elexmedia.
Tulisan merupakan pendapat pribadi

Investasi Reksa Dana untuk memiliki Rumah Pertama

Kompas.com - 06/03/2017, 08:08 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini
EditorBambang Priyo Jatmiko

KOMPAS.com - Memiliki rumah pertama adalah impian bagi banyak orang. Bagi yang sudah berhasil memiliki rumah pertama, meskipun masih kredit, ada suatu rasa kebanggaan tersendiri.

Investasi reksa dana merupakan suatu cara untuk mempercepat proses memiliki rumah sendiri. Bagaimana caranya dan apa pilihan reksa dana yang sesuai?

Berdasarkan data dari BPS pada tahun 2015, terdapat 65,5 juta rumah tangga di Indonesia dengan 82,63 persen di antaranya sudah memiliki rumah sendiri. Cukup tinggi memang. Tapi ada 17,37 persen atau lebih dari 11 juta rumah tangga yang masih belum memiliki rumah.

Yang sudah memiliki rumah sekalipun, suatu saat anaknya akan besar dan menikah. Pada saat itu, tentu juga akan membutuhkan rumah pertama pula.

Mengingat harga rumah dan harga tanah yang sudah semakin tidak terjangkau, memiliki rumah pertama meskipun secara kredit masih menjadi tantangan besar bagi sebagian besar masyarakat Indonesia.

Walaupun saat ini ada pilihan hunian vertikal atau apartemen dengan harga yang lebih terjangkau, tetap saja untuk bisa memenuhi down payment sebesar 30 persen dari harga rumah ditambah dengan biaya notaris dan pajak, masih cukup memberatkan bagi sebagian besar orang.

Berdasarkan riset, perkiraan per meter persegi untuk harga apartemen di Jakarta pada akhir tahun 2016 adalah : kelas menengah bawah Rp 20 juta , kelas menengah Rp 30 juta, kelas menengah atas Rp 35 juta–Rp 40 juta, kelas atas Rp 40 juta–Rp 45 juta, dan kelas mewah di atas Rp 60 juta.

(Baca: Di Jakarta, Harga Apartemen Menengah-Bawah Rp 20 Juta Per Meter Persegi)

Dengan asumsi apartemen yang menjadi rumah pertama impian kita berada di kisaran Rp 30 juta per meter persegi 10 tahun yang akan datang, maka dengan ukuran 42 meter persegi saja harganya kurang lebih akan setara Rp 1,26 miliar.

Untuk DP, sesuai ketentuan bank adalah 30 persen atau sekitar Rp 378 juta. Ditambah dengan biaya asuransi, notaris, pajak, dan juga renovasi, paling tidak, Anda membutuhkan setidaknya Rp 500 juta sebelum berani melakukan survei untuk mencari rumah pertama.

Apakah asumsi di atas tidak memperhitungkan kenaikan tiap tahunnya? Bukankah harga rumah naik setiap tahun?

Logikanya memang demikian, tapi pada kenyataannya kenaikan rumah juga harus diikuti daya beli, permintaan – penawaran, kewajaran harga dan siklus bisnis.

Tidak tertutup juga harga properti menurun walaupun “dibungkus” tidak dalam bentuk penurunan harga tapi cashback dan promo dalam berbagai bentuk yang secara tidak langsung menurunkan harga pembelian tersebut.

Dengan mempertimbangkan hal-hal di atas, menurut saya seharusnya uang Rp 500 juta untuk 10 tahun yang akan datang masih memungkinkan untuk bisa DP rumah pertama.

Kenapa menggunakan asumsi 10 tahun? Dengan asumsi orang baru bekerja setelah lulus kuliah di usia 21 tahun, maka bisa mencicil rumah pada usia antara 31 – 35 tahun merupakan suatu tantangan tersendiri.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com