Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Boan Sianipar
Pegiat Fintech

Anggota Asosiasi FinTech Indonesia dan Vice President of Business Development and Government Affairs Xendit

Tren dan Permintaan Baru Pembayaran untuk Optimalisasi "Fintech"

Kompas.com - 07/03/2017, 12:00 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini
EditorAprillia Ika

Bagi saya, preferensi metode pembayaran untuk transaksi apa pun adalah kartu kredit. Kemudahan utamanya adalah tidak perlu mencari mesin ATM atau menyimpan uang tunai di dompet.

Transaksi melalui kartu kredit juga terekam dengan baik. Informasi riwayat transaksi bulanan atau tahunan dapat membantu melacak pengeluaran dan kategorinya. 

Kartu kredit juga menawarkan perlindungan atau jaminan, dan bagian terbaiknya adalah memberikan poin loyalty (tergantung pada penyedia kartu) bagi pembelian berikutnya.

Sayangnya, penerimaan kartu kredit di Indonesia (baik online atau secara langsung) masih rendah.

Bahkan pengguna seringkali dikenakan biaya transaksi (yang bertentangan dengan Peraturan Bank Indonesia No. 11/11/PBI/2009 Pasal 8 Ayat 2), sehingga saya terpaksa melakukan pembayaran dengan cara tunai atau transfer antar rekening.

Melihat dinamika dan lansekap yang menantang dalam kegiatan pembayaran di Indonesia, saya memutuskan untuk bergabung dengan Xendit, sebuah perusahaan payment gateway.

Hingga beberapa tahun yang lalu, transaksi tunai di Indonesia masih mendominasi sebesar 99,5 persen, namun transaksi non-tunai mulai mengambil alih.

Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, salah satunya adalah keberadaan perusahaan pembayaran fintech.

Meski pembayaran tunai masih menjadi pilihan utama, volume transaksi antar-rekening dan penggunaan kartu kredit meningkat, sejalan dengan penggunaan e-money yang mendukung transaksi non-tunai tadi.

Persentase penggunaan e-money di Indonesia masih cukup rendah namun terus berkembang, terutama dengan berbagai insentif yang ditawarkan oleh para penyedia jasa.

SUMBER DATA: BANK INDONESIA Grafik pertumbuhan transaksi menggunakan ATM, kartu kredit, dan e-money.

Penggunaan kartu ATM dan kartu kredit dalam lima tahun terakhir masing-masing tumbuh sekitar 13 persen dan 7 persen.

Di sisi lain, pertumbuhan penggunaan e-money secara mengejutkan jauh melampaui keduanya, yaitu sekitar 30 persen. Meski demikian, angka ini hanya setengah dari lonjakan penggunaan pembayaran contactless atau mobile di Amerika Serikat.

SUMBER DATA: BANK INDONESIA Pertumbuhan jumlah kartu ATM/debit, kartu kredit, dan e-money.

Perusahaan fintech di berbagai belahan dunia saat ini mendorong terbentuknya masyarakat non-tunai. Di Indonesia sendiri, 44 persen perusahaan fintech bergerak di bidang pembayaran.

Saat ini di seluruh dunia, terlihat berbagai tren menarik terkait pembayaran seperti lahirnya AliPay, WePay, Toss, PayTm, Venmo, Dwolla, Ruru dan masih banyak lagi.

Sumber: Indonesian FinTech Association Perusahaan FinTech

 
Setelah melakukan riset dan berbicara dengan beberapa perusahaan tersebut, terbukti bahwa:

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

Whats New
'Regulatory Sandbox' Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

"Regulatory Sandbox" Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

Whats New
IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

Whats New
Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Whats New
Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Whats New
Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Whats New
Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Whats New
Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Whats New
Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Whats New
Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

BrandzView
Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Whats New
Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Whats New
Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Whats New
Puasa Itu Berhemat atau Boros?

Puasa Itu Berhemat atau Boros?

Spend Smart
Kadin Proyeksi Perputaran Uang Saat Ramadhan-Lebaran 2024 Mencapai Rp 157,3 Triliun

Kadin Proyeksi Perputaran Uang Saat Ramadhan-Lebaran 2024 Mencapai Rp 157,3 Triliun

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com