Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kemenperin Usulkan Industri Kaca dan Keramik Mendapat Harga Gas Murah

Kompas.com - 07/03/2017, 20:15 WIB
Pramdia Arhando Julianto

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) tengah mengusulkan potongan harga gas industri untuk dua sektor industri tambahan yaitu kaca dan keramik.

Sebelumnya hanya tiga sektor yang mendapatkan harga gas murah yakni industri pupuk, baja, dan petrokimia.

Di industri kaca dan keramik, total ada 86 perusahaan diusulkan Kemenperin agar mendapatkan harga gas industri yang terjangkau. Usul Kemenperin tersebut disampaikan kepada Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM).

Direktur Industri Kimia Dasar, Direktorat Jenderal Industri Kimia, Tekstil, dan Aneka (IKTA) Kemenperin Muhammad Khayam mengatakan pemilihan lima sektor tersebut karena memiliki efek ganda ekonomi dan dan menggunakan gas sebagai bahan baku utama.

"Karena mendesak. Sementara 86 perusahaan itu dulu," ujarnya di Jakarta, Selasa (7/3/2017).

Menurut Khayam, sektor industri petrokimia, pupuk, dan baja telah diusulkan sebelumnya, dan penurunan harga gas industri bagi ketiga sektor telah tercantum di dalam Peraturan Menteri (Permen) ESDM Nomor 40 Tahun 2016.

"Kemarin, dengan Permen ESDM Nomor 40 Tahun 2016, baru tiga sektor saja. Ini kan harus ditambah dua lagi karena mendesak, yaitu kaca dan keramik. Jadi itu dulu," tambah Khayam.

Lebih lanjut, Khayam menegaskan, ada dua industri lain yang tengah disiapkan Kemenperin untuk mendapatkan potongan harga gas yaitu industri sarung tangan dan oleochemical.

Sebagai informasi, pada Januari lalu, pemerintah sudah menurunkan harga gas untuk industri pupuk, baja dan petrokimia.

Dari tiga industri itu terdapat delapan perusahaan yakni  PT Kaltim Parna Industri, PT Kaltim Methanol Industri, PT Pupuk Kalimantan Timur, PT Pupuk Kujang Cikampek, PT Pupuk Sriwidjaja Palembang, PT Pupuk Iskandar Muda, PT Petrokimia Gresik dan PT Krakatau Steel.

Kompas TV 20 tahun berdiri, industri sepatu kulit rumahan di Puspowarno, Semarang, masih menunjukkan eksistensinya. Sepatu kulit, bagi sebagian orang, mungkin dianggap barang yang mahal. Tapi tidak demikian halnya, jika Kamu membeli sepatu kulit hasil industri rumahan, yang berada di Jalan Puspowarno Selatan 2 Semarang. Sebagian besar bahan baku kulit ini, berasal dari kulit sapi, baik lokal maupun impor. Bahan baku kulit lokal, lebih mudah didapat dibanding impor, yang harganya jauh lebih mahal. Meski begitu, agar tetap dapat menggunakan bahan baku kulit impor, pembuatan sepatu menyiasatinya dengan kulit impor sisa produksi pabrik tas dan sepatu kulit berskala besar.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Pengusaha Harap Putusan MK soal Pilpres Dapat Ciptakan Iklim Investasi Stabil

Pengusaha Harap Putusan MK soal Pilpres Dapat Ciptakan Iklim Investasi Stabil

Whats New
IHSG dan Rupiah Kompak Menguat di Akhir Sesi 23 April 2024

IHSG dan Rupiah Kompak Menguat di Akhir Sesi 23 April 2024

Whats New
Rupiah Diramal Bisa Kembali Menguat di Bawah Rp 16.000 Tahun Ini

Rupiah Diramal Bisa Kembali Menguat di Bawah Rp 16.000 Tahun Ini

Whats New
Bagaimana Prospek IPO di Indonesia Tahun Ini Usai Pemilu?

Bagaimana Prospek IPO di Indonesia Tahun Ini Usai Pemilu?

Whats New
Harga Makanan Global Diperkirakan Turun, Konsumen Bakal Lega

Harga Makanan Global Diperkirakan Turun, Konsumen Bakal Lega

Whats New
Laba Bersih Astra Agro Lestari Turun 38,8 Persen, Soroti Dampak El Nino

Laba Bersih Astra Agro Lestari Turun 38,8 Persen, Soroti Dampak El Nino

Whats New
Naik, Pemerintah Tetapkan Harga Acuan Batu Bara hingga Emas April 2024

Naik, Pemerintah Tetapkan Harga Acuan Batu Bara hingga Emas April 2024

Whats New
Alasan Mandala Finance Tak Bagi Dividen untuk Tahun Buku 2023

Alasan Mandala Finance Tak Bagi Dividen untuk Tahun Buku 2023

Whats New
Efek Panjang Pandemi, Laba Bersih Mandala Finance Turun 35,78 Persen

Efek Panjang Pandemi, Laba Bersih Mandala Finance Turun 35,78 Persen

Whats New
Heboh soal Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta, Cek Ketentuannya

Heboh soal Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta, Cek Ketentuannya

Whats New
KB Bank Targetkan Penyelesaian Perbaikan Kualitas Aset Tahun Ini

KB Bank Targetkan Penyelesaian Perbaikan Kualitas Aset Tahun Ini

Whats New
Astra Agro Lestari Sepakati Pembagian Dividen Rp 165 Per Saham

Astra Agro Lestari Sepakati Pembagian Dividen Rp 165 Per Saham

Whats New
Ditopang Pertumbuhan Kredit, Sektor Perbankan Diprediksi Semakin Moncer

Ditopang Pertumbuhan Kredit, Sektor Perbankan Diprediksi Semakin Moncer

Whats New
Survei: 69 Persen Perusahaan Indonesia Tak Rekrut Pegawai Baru untuk Hindari PHK

Survei: 69 Persen Perusahaan Indonesia Tak Rekrut Pegawai Baru untuk Hindari PHK

Work Smart
Heboh soal Kualifikasi Lowker KAI Dianggap Sulit, Berapa Potensi Gajinya?

Heboh soal Kualifikasi Lowker KAI Dianggap Sulit, Berapa Potensi Gajinya?

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com