JAKARTA, KOMPAS.com – Zulfian dan Catur Sugiyono, dua pelaku usaha mikro kecil dan menengah ( UMKM), tak pernah menyangka bahwa kerajinan yang mereka ciptakan bisa membawanya pada kesuksesan. Berbekal bahan kayu, mereka bisa mencetak omzet ratusan juta per bulan.
"Awalnya pada 2003, saya hanya ingin memanfaatkan limbah kayu dari pabrik mebel yang ada di dekat rumah," cerita Zulfian dalam rilis yang diterima Kompas.com, Selasa (7/3/2017).
Berangkat dari niat semula itu, Zulfian lalu membayangkan bisnis itu bisa jadi peluang pemberdayaan masyarakat di sekitar tempat tinggalnya. Sejak itu, dia mulai mencoba memproduksi kerajinan.
Kala itu, Zulfian berpikir untuk membuat bermacam-macam kotak yang bisa digunakan menyimpan berbagai barang, mulai perhiasan, tempat tisu, hingga plakat penghargaan. Kerajinan itu kemudian diberi label V&V Craft.
Berbeda dengan Catur, inspirasi pertama untuk membuat kerajinan berbahan kayu adalah membuat topeng cat. Dimulai sejak 1996, dia nekat menjalankan usaha dengan modal Rp 1,5 juta.
Kebetulan, bahan bakunya mudah didapat di sekitar tempat tinggalnya dulu, di kawasan Jogonalan, Bantul-Yogyakarta.
Kerajinan yang dibuat Catur cenderung berbeda dengan topeng kayu ciptaan perajin lain. Catur turut mengaplikasikan kelihaiannya membatik pada kayu. Kini, kerajinan itu lebih dikenal dengan batik kayu.
"Selain topeng, kami membuat pigura, patung, dan juga tongkat. Daya tarik ada pada motif batik yang atraktif tetapi terkesan klasik," ujar Catur.
Sama dengan Zulfian, Catur juga sudah memiliki label dagang sendiri, yaitu Catur Batik Wood. Bisnis itu kemudian berkembang dengan cepat. Kini, ia sudah memiliki beberapa outlet yang tersebar di Jakarta dan Bali.
Tak hanya itu, kerajinan buatan dia juga sudah diekspor ke sejumlah negara. Antara lain, Malaysia, India, Afrika Selatan dan Perancis.
Tulis komentar dengan menyertakan tagar #JernihBerkomentar dan #MelihatHarapan di kolom komentar artikel Kompas.com. Menangkan E-Voucher senilai Jutaan Rupiah dan 1 unit Smartphone.
Syarat & Ketentuan