Perdagangan Nonmigas Dorong Surplus Neraca Perdagangan Februari 2017

JAKARTA, KOMPAS.com - Neraca perdagangan Indonesia tercatat surplus pada Februari 2017. Surplus ini didukung berlanjutnya surplus neraca perdagangan nonmigas.

Bank Indonesia (BI) melaporkan, surplus neraca perdagangan Indonesia tercatat sebesar 1,32 miliar dollar AS pada Februari 2017. Angka ini lebih rendah jika dibandingkan dengan bulan sebelumnya yang sebesar 1,43 miliar dollar AS.

"Surplus yang lebih rendah tersebut dipengaruhi oleh kenaikan defisit neraca perdagangan migas yang melampaui peningkatan surplus neraca perdagangan nonmigas," kata Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Tirta Segara dalam pernyataan resmi, Rabu (15/3/2017).

Surplus neraca perdagangan nonmigas pada Februari 2017 tercatat sebesar 2,55 miliar dollar AS. Ini lebih tinggi dibandingkan dengan surplus bulan sebelumnya yang tercatat sebesar 1,99 miliar dollar AS.

Meningkatnya surplus neraca perdagangan nonmigas tersebut dipengaruhi penurunan impor nonmigas sebesar 1,31 miliar dollar AS. Angka tersebut melebihi penurunan ekspor nonmigas yang sebesar 0,75 miliar dolar AS.

Penurunan impor nonmigas terutama bersumber dari turunnya impor mesin dan peralatan mekanik, mesin dan peralatan listrik, plastik dan barang dari plastik, senjata dan amunisi, serta perhiasan atau permata.

Sementara itu, penurunan ekspor nonmigas terutama disebabkan turunnya ekspor lemak dan minyak hewan atau nabati bahan bakar mineral, besi dan baja, bijih, kerak, dan abu logam, serta tembaga.

Defisit Neraca Perdagangan

Di sisi migas, defisit neraca perdagangan migas naik dari 0,56 miliar dollar AS pada Januari 2017 menjadi 1,23 miliar dollar AS pada Februari 2017.

Kenaikan defisit neraca perdagangan migas tersebut dipengaruhi peningkatan impor migas 0,60 miliar dollar AS, sementara ekspor migas mengalami penurunan sebesar 0,07 miliar dollar AS.

"Bank Indonesia memandang bahwa kinerja neraca perdagangan pada Februari 2017 adalah positif dalam mendukung kinerja transaksi berjalan," tutur Tirta.

Ia menjelaskan, bank sentral terus mencermati perkembangan ekonomi global dan domestik, terutama yang dapat memengaruhi kinerja neraca perdagangan serta mengupayakan agar kegiatan ekonomi domestik terus berjalan dengan baik.