Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Leo Shimada
Pegiat Fintech

Anggota Asosiasi FinTech Indonesia dan CEO Crowdo

Malaysia, Indonesia, Thailand dan Singapura: Pusat Kekuatan "Fintech" Baru di Asia

Kompas.com - 21/03/2017, 12:00 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini
EditorAprillia Ika

JAKARTA, KOMPAS.com - Teknologi finansial, atau tekfin, didefinisikan sebagai pemain baru yang memanfaatkan teknologi berbasis internet dan mobile dalam menawarkan produk perbankan (sektor layanan keuangan) yang unggul.

Tahun 2017 diprediksi menjadi tahun penuh terobosan bagi tekfin di Asia yang dipimpin oleh pasar MINTS (Malaysia, Indonesia, Thailand dan Singapura) yang tampak agresif mendorong perubahaan terhadap akses keuangan.

Para pelaku tekfin menawarkan berbagai pendekatan baru untuk menjaga relevansi terhadap kebutuhan konsumen, memberikan kesempatan lebih besar untuk mendorong inklusi keuangan melalui fitur-fitur yang mobile, fleksibel dan berorientasi pada konsumen.

Banyak hal yang dipertaruhkan dunia usaha di wilayah Asia Tenggara saat ini. Tekfin tidak hanya mewakili sebuah komponen inovasi yang sangat dibutuhkan oleh sektor layanan keuangan.

Namun menjadi kesempatan terbaik dalam menjawab kesenjangan pembiayaan bagi lebih dari 200 juta Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di wilayah Asia Tenggara yang nilainya hampir 300 miliar dollar AS per tahun.

Indonesia, dengan 50 juta pelaku UMKM dan kesenjangan pembiayaan hampir mencapai 45 persen, memiliki kesempatan untuk meraih manfaat terbesar dari perkembangan tekfin.

Meski tekfin sudah menjadi industri yang besar di China dan wilayah Asia lainnya, negara Asia yang baru berkembang secara perlahan mulai membangun fondasi yang kokoh untuk pertumbuhan di masa depan.

Studi Cambridge Centre for Alternative Finance melaporkan China bahkan sudah menjadi alternatif pasar keuangan online terbesar dalam hal volume transaksi yang mencapai $102 milliar pada 2015.

Untuk Asia Tenggara, volume transaksi tahun 2015 diperkirakan mencapai 47 juta dollar AS dengan jumlah pelaku lebih dari 30 yang tersurvey.

Lebih dari 90 persen dari volume transaksi dan pelaku tersebut terafiliasi dengan pasar MINTS. Laporan tahun 2015 juga menunjukkan sejumlah regulasi yang diberlakukan di berbagai wilayah untuk memfasilitasi pertumbuhan industri dan diharapkan dapat mendorong perkembangan pasar.

Tekfin dipandang dapat memberikan dampak langsung dan signifikan bagi UMKM. Adopsi terhadap teknologi terkini memungkinkan para pelaku tekfin untuk bekerja lebih cepat dan efektif dibandingkan dengan penyedia jasa layanan keuangan lainnya.

Crowdo, contohnya, dapat memproses aplikasi pinjaman modal usaha dalam beberapa jam saja tanpa mengesampingkan kualitas kredit, dengan menggunakan model asesmen resiko secara khas.

Ini merupakan terobosan bagi banyak UMKM – terutama dalam lingkungan dengan kompetisi tinggi – yang terbatas secara akses dan waktu terkait proses aplikasi peminjaman bank yang berbulan-bulan.

Terdapat beberapa hal yang menggembirakan tentang cara pasar MINTS membangun industri tekfin. 

Sebagai pasar yang inovatif, Malaysia merupakan negara pertama di Asia Tenggara yang membentuk regulasi bagi tekfin di tahun 2015, diantaranya kebijakan terkait equity crowdfunding (investasi sekuritas online), atau ECF, dan memberikan registrasi kepada enam operator, termasuk Crowdo.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Whats New
Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Whats New
KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

Whats New
Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com