Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tentukan Pilihanmu
0 hari menuju
Pemilu 2024
Rhenald Kasali
Guru Besar Manajemen

Akademisi dan praktisi bisnis yang juga guru besar bidang Ilmu manajemen di Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Sejumlah buku telah dituliskannya antara lain Sembilan Fenomena Bisnis (1997), Change! (2005), Recode Your Change DNA (2007), Disruptions, Tommorow Is Today, Self Disruption dan The Great Shifting. Atas buku-buku yang ditulisnya, Rhenald Kasali mendapat penghargaan Writer of The Year 2018 dari Ikapi

Efek Disrupsi: “Besok” Menjadi Hari Ini

Kompas.com - 24/03/2017, 05:30 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini
EditorBambang Priyo Jatmiko

Kami pun merumuskan sebuah pelatihan yang kami sebut sebagai "Reformulasi Strategi dalam era Disruption". Dan minggu-minggu ini area kerja saya di Rumah Perubahan tengah ramai dikunjungi para eksekutif yang sedang membongkar strateginya. Apakah itu untuk menyusun rencana strategis (renstra) atau sekadar meremajakan RKAP.

Dan begitu kami buka, banyak eksekutif dan CEO yang tiba-tiba menyadari hampir 100 persen karya yang sedang mereka kerjakan sudah benar-bemar ketinggalan zaman. Mereka meyakini telah menjalankan strategi yang hanya cocok dijalankan di masa lalu. Dan itu pasti akan menjadikan mereka sebagai korban dari bencana disruption.

It was over,” ujar seorang putera mahkota dari sebuah usaha konglomerasi. “Itu hanya cocok di zaman papa,” ujarnya berterus terang di hadapan ayahnya sambil tertawa, yang juga hadir dalam ruangan itu.

Vijay mengingatkan saya tentang tiga dewa yang dikenal dalam keyakinan yang dianutnya di India. Dewa Wisnu, Shiwa dan Brahma. Ini mengingatkan saya pada sebuah upacara di Puri Ubud, tempat kerabat kami tinggal dan biasa saya kunjungi.

Biasanya, saya ditemani oleh keluarga Bali lainnya yang lalu menjadi tempat upacara pernikahan kami di sebuah desa di Sibangkaja, dekat Desa Mambal. Jadi yang satu adalah keluarga raja (Puri Ubud) dan ratunya adalah Keluarga Pendoa (Griya Anyar – Sibangkaja).

Dalam kepercayaan Hindu itu, Wisnu dikenal sebagai dewa pemelihara. Shiwa adalah dewa perusak, sedangkan Brahma adalah Sang Pencipta.

Vijay mengungkapkan corporate strategi sebagai gabungan dari ketiganya. “Seperti Dewa Shiwa, eksekutif jangan takut menghancurkan segala hal yang hanya relevan di masa lalu,” ujarnya. Maksudnya, secara selektif kita perlu menghancurkan metode, alat, teknologi, pendekatan, bahkan tata nilai yang sudah tidak membuat kita produktif lagi.”

“Lalu seperti prinsip Dewa Wisnu, kita wajib merawat yang masih relevan, the existing core. Dan seperti prinsip Dewa Brahma, perusahaan juga harus punya orang-orang berkualitas yang menciptakan masa depan baru,” tambahnya.

Masalahnya, masa depan baru itu tak bisa dihasilkan sebelum kita benar-benar bisa membaca hal-hal baru itu dengan secara selektif membuang hal-hal yang sudah tidak relevan lagi. Kedua, eksekutif biasanya sudah terbelenggu dalam zona nyaman dengan hanya berani menjalankan hal-hal yang sudah ia kenal di masa lalu.

Keluar dari zona nyaman itu butuh keberanian. Mengapa eksekutif senang menjalankan kebiasaan dalam zona nyaman? Jawabnya adalah karena hanya itulah yang ia kenal secara familiar. Sedangkan menapaki masa depan baru, sungguh tidak nyaman karena serba tidak pasti, tidak jelas, dan belum terbentuk. It’s unclear, unsettle and uncertain!

Padahal bagi pesaing-pesaing baru Anda, segala hal yang harusnya berada di hari esok, telah dibawa ke hari ini. Dan dengan gagah berani mereka menjelajahi ketidakpastian yang tidak clear itu. Dan strategi baru di era disruption adalah bertarung di era itu, tetapi tidak di hari esok.

Memangnya Anda sudah siap?

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

Antisipasi Barang Ilegal, Menkop UKM Usul Ada Pelabuhan Khusus Pakaian Impor

Antisipasi Barang Ilegal, Menkop UKM Usul Ada Pelabuhan Khusus Pakaian Impor

Whats New
Dongkrak Kinerja Industri Tekstil, Kemenperin Beri Restrukturisasi Mesin

Dongkrak Kinerja Industri Tekstil, Kemenperin Beri Restrukturisasi Mesin

Rilis
Konsumsi Kuartal II-2023 Diperkirakan Bisa Tumbuh 5 Persen, Apa Sebabnya?

Konsumsi Kuartal II-2023 Diperkirakan Bisa Tumbuh 5 Persen, Apa Sebabnya?

Whats New
Kepala Bappenas: Sudah 30 Tahun Indonesia Masih Terjebak jadi Negara Berpenghasilan Menengah

Kepala Bappenas: Sudah 30 Tahun Indonesia Masih Terjebak jadi Negara Berpenghasilan Menengah

Rilis
Mobile Banking Neo Commerce Tambah Fitur Remitansi

Mobile Banking Neo Commerce Tambah Fitur Remitansi

Spend Smart
Menkop UKM: Pakaian Impor dan Bekas Ilegal Kuasai 31 Persen Pangsa Pasar Pakaian

Menkop UKM: Pakaian Impor dan Bekas Ilegal Kuasai 31 Persen Pangsa Pasar Pakaian

Whats New
BI: Mata Uang Digital Bank Sentral Perlu Dipromosikan di Kawasan ASEAN

BI: Mata Uang Digital Bank Sentral Perlu Dipromosikan di Kawasan ASEAN

Whats New
BI Siapkan Rp 1,9 Triliun Uang Baru Jelang Lebaran di Kepri

BI Siapkan Rp 1,9 Triliun Uang Baru Jelang Lebaran di Kepri

Whats New
Beban BPJS Kesehatan untuk Penyakit akibat Polusi Udara Terus Meningkat

Beban BPJS Kesehatan untuk Penyakit akibat Polusi Udara Terus Meningkat

Whats New
Cara Bayar Tagihan Listrik via Shopee, Tokopedia, dan PLN Mobile

Cara Bayar Tagihan Listrik via Shopee, Tokopedia, dan PLN Mobile

Spend Smart
Proyek MRT, Terowongan Stasiun Bundaran HI-Thamrin-Monas Sudah Terhubung

Proyek MRT, Terowongan Stasiun Bundaran HI-Thamrin-Monas Sudah Terhubung

Whats New
4 Bank Gabung Layanan BI-FAST lewat Multi-Tenancy Infrastruktur Sharing

4 Bank Gabung Layanan BI-FAST lewat Multi-Tenancy Infrastruktur Sharing

Whats New
Koper Alissa Wahid Diacak-acak Petugas, Dirjen Bea Cukai: Jadi Bahan Masukan untuk Perbaikan

Koper Alissa Wahid Diacak-acak Petugas, Dirjen Bea Cukai: Jadi Bahan Masukan untuk Perbaikan

Whats New
Grup Modalku Dorong Bisnis UMKM dengan Penerapan ESG

Grup Modalku Dorong Bisnis UMKM dengan Penerapan ESG

Whats New
Stasiun MRT Bundaran HI Kini Telah Tembus ke Stasiun Monas

Stasiun MRT Bundaran HI Kini Telah Tembus ke Stasiun Monas

Rilis
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+