Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 26/03/2017, 07:05 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com – Saya punya seorang teman baik, warga negara Amerika Serikat. Ia sangat menyukai makanan Indonesia, utamanya mi instan Indomie.

Berdomisili di negara bagian California, tidak susah baginya untuk menemukan dan membeli Indomie karena beberapa pasar swalayan Asia seperti di Los Angeles dan San Francisco menjual produk mi instan tersebut.

Akan tetapi, bukan hanya di Amerika Serikat Indomie populer dan dikenal. Indomie hadir juga di Eropa, Timur Tengah, hingga ke Afrika.

“Indomie diluncurkan sejak tahun 1982 dan sekarang tersedia di banyak negara, seperti Amerika Serikat, Australia, Inggris, Timur Tengah, dan sebagainya,” tulis produsen Indomie, PT Indofood Sukses Makmur Tbk dalam situs resminya seperti dikutip Kompas.com, Minggu (25/3/2017).

Indofood sendiri adalah produsen mi instan terbesar di dunia. Dengan 16 pabrik, sebanyak 15 miliar bungkus Indomie diproduksi setiap tahunnya. Tidak hanya di Indonesia, Indomie pun diekspor ke lebih dari 60 negara di seluurh dunia.

Pasar-pasar kunci ekspor Indofood antara lain Australia, Irak, Papua Nugini, Hong Kong, Timur Leste, Yordania, Arab Saudi, Amerika Serikat, Selandia Baru, Taiwan, dan negara-negara lainnya di Eropa, Afrika, Timur Tengah, dan Asia.

Indomie di Afrika

Mengutip The Guardian Nigeria, di Afrika, Indomie diproduksi oleh Dufil Prima Foods Plc. Pada awal tahun ini, Indomie dinobatkan sebagai produk mi instan yang paling banyak dipilih di Afrika, berdasarkan pemeringkatan yang dibuat oleh Kantar Worldpanel bertajuk Brand Footprint tahun 2016.

Indomie berada pada peringkat teratas dalam kategori Fast-Moving Consumer Goods (FMCG) di Afrika.

FMCG adalah produk sehari-hari dengan volume penjualan tinggi dan harga relatif rendah, seperti roti, minuman ringan, pasta, produk sanitasi, baterai, susu, dan beberapa produk makanan.

Dalam pemeringkatan itu, Indomie memperoleh nilai tertinggi dalam Consumer Reach Points (CRPs).

Ini adalah metrik yang menghitung penetrasi sebuah merek dan frekuensi pembelian, berdasarkan 1 miliar keputusan pembelian oleh konsumen kategori FMCG di seluruh wilayah Afrika Barat, Tengah, dan Timur pada tahun 2016.

Media ekonomi The Economist pun pernah menyoroti pesatnya konsumsi beras dan gandum di daratan Afrika.

Layaknya warga Asia, beras dan nasi juga jadi makanan pokok di Afrika, dan popularitasnya terus meningkat.

Organisasi Pangan dan Agrikultur (FAO) mengestimasi, konsumsi nasi per kapita tumbuh sangat pesat di Sub-Sahara Afrika, jika dibandingkan dengan kawasan lainnya di Afrika.

Namun, yang menarik adalah konsumsi makanan kemasan juga tidak kalah pesat pertumbuhannya.

Makanan kemasan kian populer, khususnya di negara-negara miskin di Asia dan Afrika. Di Benua Hitam, konsumsi mi instan yang bahan bakunya adalah gandum sangat pesat.

“Indomie, merek asal Indonesia, mulai memproduksi mi instan di Nigeria pada pertengahan tahun 1990-an. Kini (Indomie) memiliki beberapa pesaing di negara itu, dan permintaan juga meningkat di kawasan lainnya di Asia Barat,” tulis The Economist pada awal bulan ini.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Peduli Pendidikan Indonesia, Bank KB Bukopin Dukung Penuh Pembangunan Perpustakaan Multikultural di Bekasi

Peduli Pendidikan Indonesia, Bank KB Bukopin Dukung Penuh Pembangunan Perpustakaan Multikultural di Bekasi

BrandzView
Pengertian Pembangunan Ekonomi, Tujuan, dan Indikator Keberhasilannya

Pengertian Pembangunan Ekonomi, Tujuan, dan Indikator Keberhasilannya

Whats New
Simak Jadwal Operasional Layanan Bank Indonesia Selama Periode Nataru 2024

Simak Jadwal Operasional Layanan Bank Indonesia Selama Periode Nataru 2024

Whats New
Pedagang Pasar Proyeksi Harga Bapok Akan Naik 75 Persen Saat Nataru

Pedagang Pasar Proyeksi Harga Bapok Akan Naik 75 Persen Saat Nataru

Whats New
Cek Rincian Harga Emas Antam 8 Desember 2023

Cek Rincian Harga Emas Antam 8 Desember 2023

Whats New
Rincian Harga Emas Hari Ini di Pegadaian 8 Desember 2023

Rincian Harga Emas Hari Ini di Pegadaian 8 Desember 2023

Spend Smart
Kemenhub Masih Kaji Usulan Penambahan Stasiun Kereta Cepat Whoosh di Kopo

Kemenhub Masih Kaji Usulan Penambahan Stasiun Kereta Cepat Whoosh di Kopo

Whats New
Mampukah IHSG Lanjut Menguat? Simak Analisis dan Rekomendasi Saham Hari Ini 8 Desember

Mampukah IHSG Lanjut Menguat? Simak Analisis dan Rekomendasi Saham Hari Ini 8 Desember

Whats New
Tak Kuat Modal, 2 Perusahaan Pinjol Kembalikan Izin Usaha ke OJK

Tak Kuat Modal, 2 Perusahaan Pinjol Kembalikan Izin Usaha ke OJK

Whats New
Kala Kemenko Perekonomian dan Kemendag Saling “Lempar Batu” soal Utang Minyak Goreng... 

Kala Kemenko Perekonomian dan Kemendag Saling “Lempar Batu” soal Utang Minyak Goreng... 

Whats New
Didorong Sentimen AI, Nasdaq Ditutup Menguat 1,37 Persen

Didorong Sentimen AI, Nasdaq Ditutup Menguat 1,37 Persen

Whats New
Ini Temuan BPK di Cucu Usaha Semen Indonesia dan Proyek Gas JTB

Ini Temuan BPK di Cucu Usaha Semen Indonesia dan Proyek Gas JTB

Whats New
Timnas Amin Kritik Kebijakan Hilirisasi, Bahlil: Pikirannya Jangan Sempit

Timnas Amin Kritik Kebijakan Hilirisasi, Bahlil: Pikirannya Jangan Sempit

Whats New
Sebagian Besar Serangan Siber ke Perusahaan akibat dari Kelalaian Manajemen

Sebagian Besar Serangan Siber ke Perusahaan akibat dari Kelalaian Manajemen

Whats New
Soal ASN Berkinerja Buruk Akan Dipindah ke IKN, Kepala Otorita: Itu Bercanda Kali...

Soal ASN Berkinerja Buruk Akan Dipindah ke IKN, Kepala Otorita: Itu Bercanda Kali...

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com