Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kemenperin dan UNIDO Bahas Peningkatan Daya Saing Industri Nasional

Kompas.com - 29/03/2017, 21:30 WIB
Pramdia Arhando Julianto

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) bersama Organisasi Pengembangan Industri Perserikatan Bangsa-Bangsa United Nations Industrial Development Organization (UNIDO) membahas mengenai peningkatan daya saing industri di Indonesia.

Salah satunya adalah pengembangan industri hijau, yang sejalan dengan visi UNIDO dalam upaya menciptakan pembangunan industri yang inklusif dan berkelanjutan.

Hal itu diungkapkan Menteri Perindustrian (Menperin) Airlangga Hartarto seusai melakukan One on One Meeting dengan Dirjen UNIDO Li Yong pada kegiatan Global Manufacturing and Industrialisation Summit (GMIS) 2017 di Abu Dhabi, Uni Emirat Arab.

“Kami juga menyoroti peran industrialisasi sebagai motor pertumbuhan ekonomi nasional,” kata Airlangga melalui keterangan resmi kepada Kompas.com, Rabu (29/3/2017).

Menurut Menperin, pembahasan tersebut sekaligus menindaklanjuti kesepakatan proyek kerja sama yang tertuang dalam UNIDO-Indonesia Country Programme (ICP) 2016-2020.

Misalnya, untuk penerapan prinsip industri hijau, upaya bersama yang akan dilakukan seperti mempromosikan efisiensi energi pada industri kecil dan menengah di Indonesia.

“Selanjutnya, mempromosikan penerapan sistem standar optimasi dan manajemen energi di Indonesia, pemanfaatan energi terbarukan lain seperti dari ombak laut,” tutur Airlangga.

Upaya lainnya, pengenalan Environmentally Sound Management dan Disposal System untuk limbah PCB serta Best Available Techniques (BAT) dan Best Environmental Practices (BEP) untuk proses pemanasan termal dalam industri logam di Indonesia.

Sementara itu, untuk memacu kapasitas industri nasional, Indonesia diharapkan mampu beralih dari jualan komoditi mentah menjadi ekspor produk manufaktur yang bernilai tambah tinggi sehingga meningkatkan partisipasinya dalam rantai nilai global.

“Apalagi, multiplier effect pengembangan industri akan mampu mendorong pertumbuhan ekonomi dan pemerataan kesejahteraan nasional,” ujarnya.

Merujuk data BPS, sepanjang tahun 2016, industri pengolahan non-migas secara kumulatif tumbuh sekitar 4,42 persen dengan memberikan kontribusi terhadap perekonomian nasional mencapai 18,20 persen atau sumbangan tertinggi dibandingkan sektor lainnya.

Pada tahun 2017, industri pengolahan non-migas diproyeksikan tumbuh di kisaran 5,2-5,4 persen dengan target pertumbuhan ekonomi sebesar 5,1-5,4 persen.

Berdasarkan International Yearbook of Industrial Statistic 2016 yang diterbitkan oleh UNIDO, Indonesia berhasil masuk ke dalam 10 besar negara industri manufaktur terbesar di dunia.

Bahkan, Indonesia mampu melampaui negara industri lainnya seperti Inggris, Rusia dan Kanada.

Terlebih lagi, pemerintah Indonesia berkomitmen menciptakan iklim investasi industri yang kondusif serta kemudahan berusaha melalui deregulasi dan paket kebijakan ekonomi yang telah diluncurkan.

“Terutama dengan adanya penurunan harga gas industri dan harga komoditas mulai bangkit,” tutur Airlangga.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com