JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Asosiasi Logistik Indonesia, Zaldy Ilham Masita menghimbau pemerintah agar tidak menggunakan data waktu tunggu petikemas (dwell time) impor dari PT Pelindo II (Persero).
Menurut Zaldy, PT Pelindo II (Persero) menyatakan dwell time impor sudah 2,7 hari namun kenyataannya masih lebih dari 3,9 hari.
"Seharusnya pakai data yang valid dari Otoritas Pelabuhan Tanjung Priok sebagai lembaga yang netral," ujar Zaldy dalam keterangan tertulisnya, Kamis (30/3/2017).
Menurut dia, akibat dari kesalahan data tersebut, Pemerintah Joko Widodo kerap salah dalam melihat dwell time sejak awal.
"Jangan lihat hanya dari fisik (petikemas). Bisa jadi petikemasnya sudah keluar dari pelabuhan tapi dokumen impornya belum beres," kata Zaldy.
Menurut dia, dalam hal ini, pemerintah dapat menaruh perhatian dan jangan pelit untuk investasi sistem teknologi informasi di pelabuhan.
Lebih lanjut, Zaldy menyarankan agar dwell time impor ideal untuk jalur hijau dan kuning bisa mencapai satu hari dan jalur merah 1 minggu.
Akan tetapi, jangan sampai upaya mengurangi dwell time yang dilakukan Pelindo II menjadi langkah pragmatis dan malah menambah ongkos logistik.
"Kalau dwell time dibikin cepat tapi hanya dipindahkan ke depo swasta, ongkosnya malah lebih mahal bagi importir," kata Zaldy.
Bantahan Pelindo II
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.