Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Lulusan SMP yang Sukses Jadi Pengusaha "Dreamcatcher" Berkat Internet

Kompas.com - 31/03/2017, 07:47 WIB
Aprillia Ika

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Generasi milenial identik dengan mimpi tanpa batas. Perempuan kelahiran 1993 Nindya menjadi salah satu contohnya. 

Berhenti di bangku sekolah menengah pertama (SMP) membuat Nindya tidak pernah lupa mengejar mimpinya untuk menjadi bermanfaat bagi orang lain.

Caranya sederhana. Hanya dengan membuat video tutorial pembuatan kerajinan tangan.

Melalui media tersebut, Nindya ingin membagikan ilmu yang ada pada dirinya demi mempertajam skill para pengrajin yang tersebar di seluruh Indonesia.

“Ada hal yang lebih penting daripada mengejar materi, yaitu berbagi,” terang pengrajin dreamcatcher asal Surabaya ini.

Sebelum mencapai mimpi mulianya tersebut, Nindya menggeluti bisnis dreamcatcher-nya melalui situs jual beli online, Tokopedia. Jutaan rupiah per bulan kini dihasilkan lewat kedua tangan terampilnya.

Cerita di balik bahan baku dreamcatcher buatannya juga tidak kalah menarik.

Selain sangat mengutamakan kualitas, manik-manik yang ia gunakan sebagai salah satu bahan dasar didatangkan dari Banjarmasin dan Jombang, dari desa pengrajin manik-manik daur ulang.

Hasilnya pun cenderung unik karena Nindya selalu menuangkan kepribadian dan cintanya akan berkarya ke setiap dreamcatcher yang dihasilkan.

Ia lantas berharap bisa menuangkan semangat mengejar mimpi kepada setiap pembeli yang menghargai produknya. “Bagi saya, mimpi tanpa batas dimulai dari Tokopedia,” tutur Nindya.

Dok. Tokopedia Nindya, owner Nindy H&D Craft dari Surabaya saat sedang memproduksi dreamcather. Nindya merupakan contoh bagaimana internet bisa memperbaiki kehidupan tamatan SMP ini menjadi lebih baik.
Jadi SPG Sebelum Menjadi Pengusaha

Perekonomian keluarga yang jauh dari kata cukup membuat Nindya berhenti menimba pendidikan formal di bangku SMP.

Tidak berhenti sampai di situ, Nindya kemudian harus menjalani pekerjaan serabutan, mulai dari SPG hingga pelayan restoran dengan gaji yang tidak seberapa.

Menikah dan memiliki anak di usia muda menuntutnya bekerja lebih keras demi memberikan penghidupan yang layak bagi si buah hati.

“Namun sulit sekali mencari pekerjaan dengan latar belakang pendidikan hanya SMP,” kata Nindya.

Nindya akhirnya memutuskan tidak lagi bekerja, namun menciptakan peluangnya sendiri, dimulai dari Tokopedia. Ia membuka toko online Nindy H&D Craft. 

“Hasilnya ganda. Selain bisa mengamati perkembangan anak secara intensif, saya juga bisa memilki penghasilan yang memadai,” tutup Nindya.

Nindya adalah salah satu pebisnis online yang berhasil membuktikan bahwa internet bisa mengubah hidup seseorang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Whats New
Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Whats New
KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

Whats New
Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com