Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menko Darmin Ingin Penyaluran KUR ke Sektor Produktif Bisa Tembus 80 Persen

Kompas.com - 01/04/2017, 05:00 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis

SEMARANG, KOMPAS.com – Realisasi penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) pada tahun 2016 lalu mencapai Rp 94 triliun. Adapun untuk tahun 2017, pemerintah menargetkan penyaluran KUR dapat mencapai Rp 100 triliun.

Meskipun demikian, ternyata penyaluran KUR masih didominasi oleh sektor perdagangan. Oleh sebab itu, pemerintah mendorong agar penyaluran KUR pada tahun ini dapat bergeser ke sektor produktif sehingga lebih bermanfaat bagi perekonomian.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution menyatakan, sebagian besar atau sekitar 78 persen KUR disalurkan ke sektor perdagangan. Adapun sisanya, yakni 22 persen, disalurkan ke sektor produktif.

“Ke depan arahnya (penyaluran KUR ke sektor produktif) meningkat terus. Idealnya mungkin 80 persen,” ujar Darmin di Semarang, Jawa Tengah, Jumat (31/3/2017).

Dalam kesempatan yang sama, Gubernur Bank Indonesia (BI) Agus DW Martowardojo juga menyoroti masih minimnya penyaluran KUR ke sektor primer atau produktif. Oleh karena itu, dirinya menyambut baik upaya pemerintah yang menggenjot penyaluran KUR ke sektor produktif.

“Nanti kalau (penyaluran KUR ke sektor produktif) sudah 40 persen akan diupayakan supaya sektor primer bisa naik lagi. Nantinya dalam jangka menengah KUR itu 80 persen ada di sektor primer, seperti pertanian, peternakan, dan nelayan,” tutur Agus.

Sementara itu, anggota Komisi XI DPR RI Donny Imam Priambodo mengungkapkan, selama ini program KUR dipandangnya belum efektif. Pasalnya, perbankan harus menyalurkan KUR sesuai dengan prosedur bank, namun lantaran petani belum bankable alias terjamah bank, maka hal ini menjadi masalah.

“Maksud pemerintah bagus, memberikan subsidi bunga, tapi tidak bisa diserap petani karena literasi keuangannya belum bagus,” terang Donny.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com