JAKARTA, KOMPAS.com - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, Nilai Tukar Petani (NTP) nasional pada Maret 2017 sebesar 99,95 atau turun 0,38 persen dibandingkan Februari 2017 yang sebesar 100,33.
Penurunan NTP tersebut mengkonfirmasi semakin rendahnya kemampuan atau daya beli petani sejak awal tahun. Pada Januari 2017, nilai tukar petani mencapai 100,91.
"NTP Maret 2017 kurang menggemberikan," ujar Kepala BPS Suharyanto di Jakarta, Senin (3/4/2017).
Penurunan NTP nasional dipengaruhi sejumlah NTP di sejumlah subsektor mulai dari tanaman pangan, hortikultura, tanaman perkebunan rakyat, peternakan, hingga perikanan.
Selain itu, indeks harga yang diterima petani juga turun 0,39 persen. Sementara indeks harga yang harus dibayar petani hanya turun tipis 0,01 persen.
BPS juga melaporkan, harga gabah kering panen di tingkat petani sebesar Rp 4.373 per kg, turun 5,74 persen dibandingkan Februari 2017.
Sementara gabah di tingkat penggilingan Rp 4.460 per kg, turun 5,71 persen. Rata-rata harga beras premium di penggilingan sebesar Rp 9.389 per kg, turun sebesar 0,21 persen dibandingkan Februari 2017.
Tak hanya itu, harga beras medium di penggilingan juga hanya Rp 8.705 per kg, atau turun 3,78 persen dibandingkan Februari 2017.
Sedangkan rata-rata harga beras kualitas rendah di penggilingan sebesar Rp 8.339 per kg, turun 2,85 persen dibandingkan Februari 2017.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.