Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menilik Pembangunan Pabrik Semen Indonesia di Wilayah Cekungan Air Tanah

Kompas.com - 04/04/2017, 10:37 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Pro dan kontra pembangunan pabrik PT Semen Indonesia (Persero) Tbk di Rembang, jawa Tengah masih berlanjut. Semua pihak menunggu hasil resmi kajian Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS).

(Baca: KLHS Kendeng Rampung, tetapi Belum Bisa Umumkan)

Bagi pihak yang setuju pada operasional pabrik semen ini, pelarangan pembangunan pabrik Semen Indonesia di Rembang justru akan menghambat pasokan kebutuhan semen nasional.

Mereka khawatir jika pasokan semen dalam negeri kurang, maka pemerintah akan mengambil langkah impor untuk memenuhi kebutuhan semen nasional.

Salah satu hal yang diperkarakan dalam pembangunan pabrik Semen Indonesia ini adalah masalah Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL). Pabrik Semen Indonesia ini dinilai berada di wilayah Cekungan Air Tanah (CAT).

Dengan demikian, keberadaannya dianggap dapat merusak sumber air lingkungan sekitar wilayah tersebut.

(Baca: Dukung Protes Warga Kendeng, Mahasiswa Kediri Gelar Aksi Teatrikal)

Benarkah begitu? Budi Sulistijo, pengamat AMDAL, membantah opini tersebut. Menurut dia, penambangan di daerah CAT tetap boleh dilakukan secara hati-hati jika memang terbukti memiliki sumber air.

Sebaliknya, pelarangan pembangunan di wilayah CAT justru akan mematikan industri mineral nasional.

“Kalau CAT dilarang ditambang, lalu bagaimana nasib industri mineral kita? Mati industri mineral nasional kita," ujar Budi melalui keterangan tertulisnya, Senin (3/4/2017).

Menurut dia, salah satu contoh pembangunan infrastruktur di wilayah CAT adalah pembangunan Mass Rapid Transportation (MRT) di Jakarta. Selain itu, juga pembangunan tambang migas dan batu bara yang semuanya juga berada di atas wilayah CAT.

“Tambang migas dan batu bara di semua wilayah di Jawa Tengah itu berada di atas CAT,” katanya.

Selain itu, saat ini setidaknya terdapat 15 perusahaan semen yang beroperasi di atas wilayah CAT.

Perusahaan tersebut antara lain Indocement Pati yang terletak di Kudus, Holcim Cibinong di daerah Bekasi dan Bogor, Indocement Cibinong (Bekasi dan Bogor).

Kemudian Garuda Karawang (Bekasi), Indocement Palimanan (Cirebon), Semen Bima (Cilacap), Semen Tuban (Tuban), Holcim Tuban (Tuban dan Lasem).

Serta Indocement Tarjun (Pagatan), Semen Rembang (Watu Putih), Semen Tonasa (Pangkajene Kepulauan), Semen Bosowa (Pangkajene Kepulauan).

Dan juga Semen Padang (Solok), Semen CONCH (Palangkaraya - Banjarmasin), hingga Semen Baturaja (Baturaja).

(Baca: Bupati Rembang: Warga Asli Penolak Semen Kendeng Hanya Segelintir)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com