Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

5 Berita Populer Ekonomi: Sisi Lain "Tax Amnesty", Deflasi, hingga Menteri Susi

Kompas.com - 06/04/2017, 07:07 WIB
Aprillia Ika

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Berita mengenai tax amnesty rupanya menyedot perhatian pembaca kanal ekonomi Kompas.com, terutama misteri siapa konglomerat yang membayar uang tebusan Rp 1 triliun di detik akhir berakhirnya program tax amnesty pada 31 Maret 2017 lalu.

(Baca: Detik-detik Akhir "Tax Amnesty", Satu Konglomerat Bayar Tebusan Rp 1 Triliun)

Dengan demikian, hal-hal seputar tax amnesty masih layak untuk disimak kembali bagi para pembaca kala ekonomi Kompas.com, terutama kebijakan yang akan dilakukan Ditjen Pajak pasca tax amnesty.

(Baca: Apa Kabar Wacana Pemisahan Ditjen Pajak dari Kementerian Keuangan?)

Selain itu, berita lain yang layak disimak adalah kejutan deflasi di Maret. hal itu menunjukkan kuatnya pengendalian pemerintah menekan inflasi.

Namun, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution berencana untuk tetap mengendalikan inflasi lebih lanjut dengan menekan harga gula dan daging. Artinya, pemerintah tidak mau terlena dengan kejutan deflasi tersebut.

(Baca: Maret Deflasi, Menko Darmin Tetap Ingin Tekan Harga Gula dan Daging)

Selain itu, berita mengenai taksi online juga masih populer. Yang paling disimak adalah tarif taksi online. Pasalnya, dalam ketentuan baru Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 26 Tahun 2017 atau PM 26, tarif taksi online tidak akan jauh berbeda dengan taksi konvensional.

(Baca: Kemenhub Pastikan Tarif Taksi "Online" Lebih Murah dari Konvensional dan baca juga: YLKI: Tarif Taksi "Online" Tidak Lebih Murah dari Taksi Biasa

Berikut lima berita populer ekonomi pada Rabu (5/4/2017) kemarin yang layak Anda simak kembali pagi ini:

1. Sisi Lain "Tax Amnesty"

Banyak pihak menilai pemerintah sukses menjalankan program tax amnesty, terutama dilihat dari total jumlah harta yang dilaporkan, yang hasilnya melampaui target.

Indonesia pun disebut-sebut sebagai satu dari sedikit negara yang dianggap sukses menggelar program tax amnesty.

Namun, tak sedikit pula yang menilai hasil tax amnesty kurang maksimal, dilihat dari jumlah repatriasi dan uang tebusan. Bagaimanapun, repatriasi merupakan tujuan utama pelaksanaan tax amnesty.

Terlepas dari pro dan kontra mengenai kesuksesan tax amnesty, ada sejumlah fakta menarik yang terungkap dari pelaksanaan program tersebut.

Apa saja? Simak di sini: Sisi Lain ?Tax Amnesty?

2. Keprihatinan Menteri Susi

DOK. Kementerian Kelautan dan Perikanan Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti bersama Dudung (24), nelayan Wakatobi penderita tumor tulang ganas di dalam pesawat Susi Air.
Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti mengangkut seorang nelayan muda asal Wakatobi, Provinsi Sulawesi Tenggara menggunakan Susi Air miliknya untuk bertolak ke Jakarta. Apa Sebabnya?

Ternyata, Menteri Susi prihatin dengan kondisi nelayan muda tersebut yang mengidap kanker tulang. Sementara keluarganya bahkan sudah menjual rumah untuk pengobatan nelayan muda tersebut.

Simak cerita Menteri Susi di sini: Prihatin, Menteri Susi Bawa Nelayan Wakatobi Penderita Tumor Tulang ke Jakarta

3. Ada Deflasi, Pemerintah Jangan Santai

Bank Indonesia (BI) mengingatkan pemerintah untuk tetap bekerja menjaga inflasi meski terjadi deflasi 0,02 persen pada Maret 2017.

Menurut BI, deflasi di satu bulan tidak bisa kemudian jadi santai, karena ini baru tiga bulan pertama di 2017). Selain itu, masih ada pekerjaan rumah pemerintah untuk menjaga inflasi pada 9 bulan ke depan.

Apa yang harus dihadapi pemerintah sehingga tidak bisa santai? Baca di sini: Maret Deflasi, Pemerintah Jangan Santai

4. Kocok Ulang Direksi dan Komisaris BUMN

TRIBUNNEWS/DANY PERMANA Sekretaris Kabinet Andi Widjajanto menyambangi pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) di Gedung KPK, Jakarta, Kamis (18/12/2014). Andi membahas kekosongan kursi jabatan pimpinan KPK yang ditinggal Busyro Muqoddas karena telah berakhirnya masa tugas.
Saat ini pemerintah fokus untuk menyinergikan pembukaan bandara baru di daerah terluar, terpencil, terdalam dengan peningkatak potensi ekonomi dan pariwisata di daerah tersebut.

Untuk terus menyegarkan diri dan mencapai target pembangunan dari pinggiran yang dicanangkan pemerintahan Presiden Joko Widodo tersebut, Kementerian BUMN "rajin" merombak jajaran direksi dan komisaris perusahaan BUMN.

Kemarin, Kementerian BUMN memutuskan untuk memberhentikan Andrinof Chaniago dan mengangkat Andi Widjajanto sebagai Komisaris Utama Angkasa Pura I.

Selain itu, para pemegang saham juga mengangkat Suprasetyo sebagai anggota komisaris menggantikan Agus Santoso.

(Baca: Andi Widjajanto Diangkat jadi Komisaris Utama Angkasa Pura I)

Di hari yang sama, Kementerian BUMN juga melakukan perubahan nomenklatur jabatan, pengalihan tugas dan pengangkatan anggota direksi PT Pelayaran Nasional Indonesia (Pelni).

(Baca: Kementerian BUMN Ubah Nomenklatur Jabatan Direksi PT Pelni)

5. Belanja Modal PLN

Target rasio elektrifikasi yang besar dan masih banyaknya desa di Indonesia yang belum teraliri listrik jadi pekerjaan rumah PT PLN (Persero) di 2017.

Tahun ini, PLN menganggarkan belanja modal atau capital expenditure (capex) di 2017 sebesar Rp 120 triliun. Capex tersebut akan digunakan untuk menambah transmisi, pembangkit dan gardu induk.

Selain itu, untuk apa saja? Baca: PLN Anggarkan Belanja Modal Rp 120 Triliun pada 2017

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun, Bulog Tunggu Arahan Pemerintah

Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun, Bulog Tunggu Arahan Pemerintah

Whats New
BTN Cetak Laba Bersih Rp 860 Miliar pada Kuartal I 2024

BTN Cetak Laba Bersih Rp 860 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah dari Sawah Hasil Teknologi Padi China

Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah dari Sawah Hasil Teknologi Padi China

Whats New
Bulog Baru Serap 633.000 Ton Gabah dari Petani, Dirut: Periode Panennya Pendek

Bulog Baru Serap 633.000 Ton Gabah dari Petani, Dirut: Periode Panennya Pendek

Whats New
Dari Perayaan HUT hingga Bagi-bagi THR, Intip Kemeriahan Agenda PUBG Mobile Sepanjang Ramadhan

Dari Perayaan HUT hingga Bagi-bagi THR, Intip Kemeriahan Agenda PUBG Mobile Sepanjang Ramadhan

Rilis
INACA: Iuran Pariwisata Tambah Beban Penumpang dan Maskapai

INACA: Iuran Pariwisata Tambah Beban Penumpang dan Maskapai

Whats New
Bank DKI Sumbang Dividen Rp 326,44 Miliar ke Pemprov DKI Jakarta

Bank DKI Sumbang Dividen Rp 326,44 Miliar ke Pemprov DKI Jakarta

Whats New
OASA Bangun Pabrik Biomasa di Blora

OASA Bangun Pabrik Biomasa di Blora

Rilis
Pengumpulan Data Tersendat, BTN Belum Ambil Keputusan Akuisisi Bank Muamalat

Pengumpulan Data Tersendat, BTN Belum Ambil Keputusan Akuisisi Bank Muamalat

Whats New
Cara Hapus Daftar Transfer di Aplikasi myBCA

Cara Hapus Daftar Transfer di Aplikasi myBCA

Work Smart
INA Digital Bakal Diluncurkan, Urus KTP hingga Bayar BPJS Jadi Lebih Mudah

INA Digital Bakal Diluncurkan, Urus KTP hingga Bayar BPJS Jadi Lebih Mudah

Whats New
Suku Bunga Acuan BI Naik, Anak Buah Sri Mulyani: Memang Kondisi Global Harus Diantisipasi

Suku Bunga Acuan BI Naik, Anak Buah Sri Mulyani: Memang Kondisi Global Harus Diantisipasi

Whats New
Ekonom: Kenaikan BI Rate Bakal 'Jangkar' Inflasi di Tengah Pelemahan Rupiah

Ekonom: Kenaikan BI Rate Bakal "Jangkar" Inflasi di Tengah Pelemahan Rupiah

Whats New
Menpan-RB: ASN yang Pindah ke IKN Bakal Diseleksi Ketat

Menpan-RB: ASN yang Pindah ke IKN Bakal Diseleksi Ketat

Whats New
Lebaran 2024, KAI Sebut 'Suite Class Compartment' dan 'Luxury'  Laris Manis

Lebaran 2024, KAI Sebut "Suite Class Compartment" dan "Luxury" Laris Manis

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com