Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Benedicto Haryono
Pegiat Fintech

Anggota Asosiasi FinTech Indonesia dan Co-Founder KoinWorks

Meningkatkan Minat Investasi Melalui "Peer-to-Peer Lending”

Kompas.com - 07/04/2017, 11:30 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini
EditorAprillia Ika

Mayoritas masyarakat Indonesia masih cenderung takut untuk berinvestasi. Mereka lebih memilih untuk menabung di deposito ketimbang berinvestasi .

Hal ini terbukti dari fakta sekitar 60 juta penduduk yang memiliki rekening tabungan di Indonesia, baru terdapat 3,8 juta rekening deposito (Januari 2017), dan 1 juta akun investor yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI).

Dibandingkan dengan negara-negara di ASEAN, proporsi investor lokal di Indonesia merupakan salah satu yang paling rendah.

Dok. KoinWorks Data KoinWorks tentang jumlah masyarakat yang memiliki investasi
Terdapat tiga alasan utama penyebab masyarakat Indonesia enggan berinvestasi, yaitu tidak mengerti tujuan berinvestasi; tidak memiliki uang lebih dari penghasilan; serta belum bisa membedakan antara investasi dengan menabung

Rendahnya minat investasi masyarakat Indonesia juga dipengaruhi minimnya pengetahuan mengenai instrumen investasi, terutama yang berkaitan dengan pasar modal.

Untuk itu, masyarakat perlu mendapatkan edukasi dasar mengenai pentingnya investasi dan jenis instrumen investasi yang tersedia, sehingga memudahkan dalam memilih investasi yang cocok, baik dari segi keuntungan maupun risiko.

P2P Lending sebagai Awal Berinvestasi

Fintech dengan skema peer-to-peer (p2p) lending dapat menjadi media awal berinvestasi yang patut dicoba dengan kelebihan akses layanan yang semakin mudah dan nilai yang terjangkau. Masyarakat pun dapat belajar dasar-dasar investasi melalui kegiatan ini.

Perusahaan p2p lending menyediakan platform teknologi yang terintegrasi secara digital, dimana masyarakat yang memiliki sejumlah modal dapat menyalurkannya dalam bentuk investasi kepada peminjam.

Dok. KoinWorks Data KoinWorks tentang ROI dari Investasi di AS dan di Indonesia
Salah satu faktor yang membuat investasi di p2p lending menarik adalah imbal balik yang kompetitif dengan tingkat volatilitas yang lebih rendah. Normalnya, tingkat imbal balik dan risiko p2p lending berada di antara saham dan obligasi negara.

Tahun 2016, tingkat imbal balik (net) yang dihasilkan oleh 4 perusahaan p2p lending di tanah air (KoinWorks, Investree, Modalku & Amartha) berkisar antara 17 persen sampai 20 persen. Jumlah tersebut lebih tinggi dibandingkan tingkat ROI Indeks Saham Gabungan di 2016.

Berinvestasi lewat p2p lending juga relatif lebih murah dan terjangkau bagi masyarakat. Nominal investasi bervariasi antara Rp 100.000 sampai dengan Rp 1.000.000, dan seringkali tanpa keharusan untuk memelihara portofolio pada nilai minimum tertentu, serta tidak adanya minimum fee.

Keuntungan lain adalah kemudahan dalam mengelola aktivitas investasi. Investor memiliki keleluasaan untuk berinvestasi secara pasif maupun aktif.

Jika investor memilih untuk lebih pasif, p2p lending menyediakan fitur investasi otomatis (auto invest) sesuai dengan preferensi, sehingga investor tidak perlu berpartisipasi dalam setiap kegiatan peminjaman dana secara manual. Investor dapat mengakses investasi secara berkala saja untuk memonitor portofolio mereka.

Platform p2p lending juga membantu melakukan analisa resiko, sehingga investor hanya perlu memperhatikan dua hal; pertama, memilih jenis peminjaman dana dengan profil yang sesuai dengan tingkat toleransi risiko dan imbal hasil yang diinginkan.

Halaman:

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Whats New
Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Whats New
KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

Whats New
Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Whats New
Jumlah Investor Kripto RI Capai 19 Juta, Pasar Kripto Nasional Dinilai Semakin Matang

Jumlah Investor Kripto RI Capai 19 Juta, Pasar Kripto Nasional Dinilai Semakin Matang

Whats New
Libur Lebaran, Injourney Proyeksi Jumlah Penumpang Pesawat Capai 7,9 Juta Orang

Libur Lebaran, Injourney Proyeksi Jumlah Penumpang Pesawat Capai 7,9 Juta Orang

Whats New
Program Peremajaan Sawit Rakyat Tidak Pernah Capai Target

Program Peremajaan Sawit Rakyat Tidak Pernah Capai Target

Whats New
Cara Cetak Kartu NPWP Hilang atau Rusak Antiribet

Cara Cetak Kartu NPWP Hilang atau Rusak Antiribet

Whats New
Produsen Cetakan Sarung Tangan Genjot Produksi Tahun Ini

Produsen Cetakan Sarung Tangan Genjot Produksi Tahun Ini

Rilis
IHSG Melemah Tinggalkan Level 7.300, Rupiah Naik Tipis

IHSG Melemah Tinggalkan Level 7.300, Rupiah Naik Tipis

Whats New
Sempat Ditutup Sementara, Bandara Minangkabau Sudah Kembali Beroperasi

Sempat Ditutup Sementara, Bandara Minangkabau Sudah Kembali Beroperasi

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com