Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Ady Pangerang
Pegiat Fintech

Anggota Asosiasi Fintech Indonesia & CEO Bareksa.com

Daya Ungkit Industri Pasar Modal Lewat Kolaborasi "Fintech"

Kompas.com - 11/04/2017, 12:00 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini
EditorAprillia Ika

Tiga perusahaan sekuritas lainnya juga telah menyediakan fasilitas serupa, seperti PT Mandiri Sekuritas, PT Indo Premier Sekuritas dan PT Phillips Securities Indonesia.

Kolaborasi "Fintech" Menjadi Solusi Infrastruktur Pasar Modal

Meski potensial, transaksi reksa dana online tidak luput dari hambatan. Salah satunya adalah biaya transfer antar bank yang tinggi. Masyarakat yang ingin berinvestasi harus melakukan transfer dana dari rekeningnya ke rekening produk reksa dana.

Biaya ini menjadi mahal jika dilakukan antar bank yang berbeda. Contohnya, seseorang berinvestasi di reksa dana secara online dengan minimum nilai investasi sebesar Rp 100.000. 

Meski agen penjual online tidak mengenakan biaya transaksi, namun nasabah dibebankan biaya transfer antar bank senilai Rp 6.500, sebuah biaya yang cukup mahal untuk nilai investasi sebesar Rp 100.000.

Kolaborasi antar perusahaan teknologi dapat menjadi solusi bagi tantangan tersebut. Seperti halnya yang dilakukan oleh Bareksa.com bersama DOKU.

Teknologi mobile payment DOKU membantu proses transaksi menjadi lebih sederhana dan mudah, sehingga menekan biaya transfer.

Selain itu, kolaborasi ini juga dapat menyentuh lapisan masyarakat yang belum memiliki rekening bank (unbanked people), yang artinya meningkatkan inklusi keuangan lewat industri pasar modal.

Kesuksesan sinergi bisnis antara payment gateway dengan marketplace seperti ini juga terbukti di Cina.

Kolaborasi antara Alipay dan Yue Bao mampu mengoptimalkan pengelolaan dana yang mencapai 120 miliar dollar AS (per-akhir 2016) – atau setara dengan 14 persen total PDB Indonesia.

Bahkan, Alipay dan Yue Bao hanya membutuhkan waktu 9 bulan untuk mengejar pertumbuhan perusahaan keuangan yang telah berdiri lebih dari 10 tahun.

Grafik: Pertumbuhan Dana Kelolaan Reksa Dana Pasar Uang Yue Bao, Vanguard, Fidelity & JP Morgan Periode 2004 – 2016 (dalam US$ juta)
Sumber: Disruptive Finance
(http://www.disruptivefinance.co.uk/2016/05/27/alibaba-now-3rd-largest-money-market-fund-in-the-world/)

Semakin populernya pemanfaatan fintech dalam industri pasar modal, khususnya reksa dana, diharapkan dapat meningkatkan jumlah investor di Indonesia, yang saat ini hanya berkisar 0,13 persen dari populasi.

Peningkatan jumlah investor domestik tentu akan mengurangi ketergantungan pasar keuangan Indonesia terhadap dana investor asing, sehingga akhirnya turut memperkuat perekonomian masyarakat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Whats New
Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Whats New
KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

Whats New
Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Whats New
Jumlah Investor Kripto RI Capai 19 Juta, Pasar Kripto Nasional Dinilai Semakin Matang

Jumlah Investor Kripto RI Capai 19 Juta, Pasar Kripto Nasional Dinilai Semakin Matang

Whats New
Libur Lebaran, Injourney Proyeksi Jumlah Penumpang Pesawat Capai 7,9 Juta Orang

Libur Lebaran, Injourney Proyeksi Jumlah Penumpang Pesawat Capai 7,9 Juta Orang

Whats New
Program Peremajaan Sawit Rakyat Tidak Pernah Capai Target

Program Peremajaan Sawit Rakyat Tidak Pernah Capai Target

Whats New
Cara Cetak Kartu NPWP Hilang atau Rusak Antiribet

Cara Cetak Kartu NPWP Hilang atau Rusak Antiribet

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com