Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kredit Bermasalah Sektor Konstruksi Dekati 5 Persen

Kompas.com - 13/04/2017, 09:45 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Ambisi pemerintah di bidang infrastruktur terus mendongkrak permintaan kredit sektor konstruksi.

Tapi, permintaan kredit nan tinggi dibayangi risiko kenaikan kredit bermasalah atau non perfomring loan (NPL). Pelunasan proyek konstruksi swasta yang tersendat disinyalir menjadi salah satu faktor kenaikan NPL.

Dody Arifianto, Kepala Group Risiko Perekonomian dan Sistem Keuangan Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) memproyeksikan, rasio NPL sektor konstruksi sampai akhir 2017 mencapai 4,2 persen-4,6 persen.

Prediksi ini lebih tinggi dari posisi akhir 2016 sebesar 3,86 persen. "Proses perbaikan kredit macet konstruksi belum bisa optimal sehingga masih tetap tinggi," ujar Dody kepada Kontan, Rabu (12/4/2017).

Sebagai gambaran, per akhir Januari 2017, data Bank Indonesia (BI) menunjukkan NPL sektor konstruksi bertengger di level 4,51 persen, hampir menyentuh batas atas yang ditetapkan regulator di level 5 persen.

Menurut Dody, kontraktor pelat merah (BUMN) besar yang sumber pendanaannya dari anggaran pemerintah mempunyai risiko cukup rendah. Namun, kontraktor swasta memiliki risiko tinggi.

Menurut Dody, mitigasi risiko kredit konstruksi bisa dilakukan dengan skema sindikasi kredit dan meningkatkan proses monitoring penyaluran kredit.

Sebagai salah satu bank pemain kredit konstruksi, PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) justru mampu menekan NPL. Di akhir Maret 2017, NPL kredit konstruksi BNI sebesar 1,5 persen, turun dari 3 persen di Maret 2016.

Tapi, NPL turun karena penyaluran kredit melompat 101% menjadi Rp 12,09 triliun secara tahunan. Bob T Ananta, Direktur Perencanaan dan Operasional BNI mengatakan, pihaknya selektif dalam menyalurkan kredit.

Parwati Surjaudaja, Direktur Utama PT Bank OCBC NISP Tbk, mengatakan, NPL sektor konstruksi masih relatif stabil di kisaran 1 persen. Parwati menyatakan, NPL masih bisa dikendalikan karena porsi kredit di sektor ini terbilang minim dari total portofolio kredit OCBC NISP.

Faktor lain, kontraktor swasta yang menjadi debitur OCBC NISP memiliki kinerja yang stabil. (Galvan Yudistira)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber KONTAN
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Survei Prudential: 68 Persen Warga RI Pertimbangkan Proteksi dari Risiko Kesehatan

Survei Prudential: 68 Persen Warga RI Pertimbangkan Proteksi dari Risiko Kesehatan

Earn Smart
7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

Whats New
'Regulatory Sandbox' Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

"Regulatory Sandbox" Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

Whats New
IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

Whats New
Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Whats New
Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Whats New
Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Whats New
Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Whats New
Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Whats New
Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Whats New
Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

BrandzView
Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Whats New
Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Whats New
Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Whats New
Puasa Itu Berhemat atau Boros?

Puasa Itu Berhemat atau Boros?

Spend Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com