Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dorong Ekonomi Kreatif, Bekraf Gandeng Berbagai Asosiasi Usaha Kreatif

Kompas.com - 13/04/2017, 16:55 WIB
Pramdia Arhando Julianto

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Guna mendorong ekonomi kreatif di Indonesia agar lebih berkembang, Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) melibatkan berbagai asosiasi usaha kreatif di Indonesia.

Penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) Bekraf dilakukan oleh Kepala Bekraf Triawan Munaf di Gedung Kementerian BUMN, Jakarta, Kamis (13/4/2017).

Menurut Triawan, momen tersebut menjadi hal penting bagi Bekraf dalam membangun ekonomi kreatif agar lebih masif dan menjawab tantangan pengembangan ekonomi kreatif Indonesia ke depan.

"Ini menjadi penting, karena merupakan suatu kegiatan yang mencerminkan bahwa pemerintah termasuk pelaku ekonomi kreatif secara bersama-sama memberikan perhatian yang besar kepada pengembangan ekonomi kreatif nasional," ujar Triawan.

Adapun asosiasi usaha kreatif yang ikut dalam MoU tersebut diantaranya, Bandung Creative City Forum (BCCF), Asosiasi Bandung Music Council (BMC), Himpunan Desain Mebel Indonesia (HDMI), Persatuan Radio Siaran Swasta Nasional Indonesia (PRSSNI).

Kemudian, Ikatan Arsitek Indonesia (IAI), Persatuan Artis penyanyi Pencipta Lagu dan Penata Musik Rekaman Indonesia (PAPPRI), Ikatan Penerbit Indonesia (IKAPI), dan Asosiasi Produser Film Indonesia (APROFI).

Selanjutnya, Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII), Cimahi Creative Association (CCA). Triawan berharap, kedepan ekonomi kreatif mampu menunjukan tajinya sebagai salah satu penggerak ekonomi di Indonesia.

"Diharapkan ke depannya (ekonomi kreatif) akan menjadi salah satu penggerak perekonomian nasional Indonesia," jelasnya.

Menurut Triawan, saat ini sektor ekonomi kreatif di Indonesia tengah berkembang dan terus memberikan kontribusi yang positif pada pendapatan domestik bruto (PDB).

Sumbangsih Sektor Ekonomi Kreatif

Berdasarkan data Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) yang bekerja sama dengan Badan Pusat Statistik (BPS) dalam publikasi ekonomi kreatif 2016 menunjukan ada peningkatan dari sisi PDB sektor ekonomi kreatif.

Hasil data statistik ekonomi kreatif 2016 menunjukkan bahwa dalam kurun waktu 2010 hingga 2015, besaran PDB ekonomi kreatif naik dari 525,96 triliun pada 2010 dan menjadi 852,24 triliun pada 2015 atau meningkat rata-rata 10,14 persen per tahun.

Sedangkan tiga negara tujuan ekspor komoditi ekonomi kreatif terbesar pada tahun 2015 adalah Amerika Serikat 31,72 persen kemudian Jepang 6,74 persen, dan Taiwan 4,99 persen.

Untuk sektor tenaga kerja ekonomi kreatif 2010 hingga 2015 mengalami pertumbuhan sebesar 2,15 persen, dimana jumlah tenaga kerja ekonomi kreatif pada tahun 2015 sebanyak 15,9 juta orang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggung Utang Proyek Kereta Cepat Whoosh, KAI Minta Bantuan Pemerintah

Tanggung Utang Proyek Kereta Cepat Whoosh, KAI Minta Bantuan Pemerintah

Whats New
Tiket Kereta Go Show adalah Apa? Ini Pengertian dan Cara Belinya

Tiket Kereta Go Show adalah Apa? Ini Pengertian dan Cara Belinya

Whats New
OJK Bagikan Tips Kelola Keuangan Buat Ibu-ibu di Tengah Tren Pelemahan Rupiah

OJK Bagikan Tips Kelola Keuangan Buat Ibu-ibu di Tengah Tren Pelemahan Rupiah

Whats New
Pj Gubernur Jateng Apresiasi Mentan Amran yang Gerak Cepat Atasi Permasalahan Petani

Pj Gubernur Jateng Apresiasi Mentan Amran yang Gerak Cepat Atasi Permasalahan Petani

Whats New
LPEI dan Diaspora Indonesia Kerja Sama Buka Akses Pasar UKM Indonesia ke Kanada

LPEI dan Diaspora Indonesia Kerja Sama Buka Akses Pasar UKM Indonesia ke Kanada

Whats New
Unilever Tarik Es Krim Magnum Almond di Inggris, Bagaimana dengan Indonesia?

Unilever Tarik Es Krim Magnum Almond di Inggris, Bagaimana dengan Indonesia?

Whats New
Simak 5 Cara Merapikan Kondisi Keuangan Setelah Libur Lebaran

Simak 5 Cara Merapikan Kondisi Keuangan Setelah Libur Lebaran

Earn Smart
Studi Kelayakan Kereta Cepat ke Surabaya Digarap China, KAI: Kita Enggak Ikut

Studi Kelayakan Kereta Cepat ke Surabaya Digarap China, KAI: Kita Enggak Ikut

Whats New
Pelemahan Nilai Tukar Rupiah Bisa Berimbas ke Harga Barang Elektronik

Pelemahan Nilai Tukar Rupiah Bisa Berimbas ke Harga Barang Elektronik

Whats New
Pendaftaran UM-PTKIN 2024 Sudah Dibuka, Ini Link, Jadwal, hingga Alurnya

Pendaftaran UM-PTKIN 2024 Sudah Dibuka, Ini Link, Jadwal, hingga Alurnya

Whats New
Rincian Harga Emas di Pegadaian Hari Ini 23 April 2024

Rincian Harga Emas di Pegadaian Hari Ini 23 April 2024

Spend Smart
Pembentukan Badan Penerimaan Negara Masuk Dokumen Rencana Kerja Pemerintah 2025

Pembentukan Badan Penerimaan Negara Masuk Dokumen Rencana Kerja Pemerintah 2025

Whats New
Neraca Dagang RI Kembali Surplus, BI: Positif Topang Ketahanan Eksternal Ekonomi

Neraca Dagang RI Kembali Surplus, BI: Positif Topang Ketahanan Eksternal Ekonomi

Whats New
Sambut Putusan MK soal Sengketa Pilpres, Kadin: Akan Berikan Kepastian bagi Dunia Usaha

Sambut Putusan MK soal Sengketa Pilpres, Kadin: Akan Berikan Kepastian bagi Dunia Usaha

Whats New
Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di CIMB Niaga hingga BCA

Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di CIMB Niaga hingga BCA

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com