Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
R Andi Kartiko Utomo
Pegiat Fintech

Anggota Asosiasi FinTech Indonesia
EVP & Head of E-Banking and Financial Inclusion Bank QNB Indonesia

Bisnis Model Baru Bank-"Fintech" dan Ekonomi Digital

Kompas.com - 18/04/2017, 21:00 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini
EditorAprillia Ika

JAKARTA, KOMPAS.com - Laporan World Economic Forum (2015) memprediksi Indonesia akan menjadi salah satu pasar digital terbesar di Asia Tenggara pada tahun 2020. Hal ini mempertegas peluang keuangan digital, diperkuat dengan kenyataan baru sekitar 36 persen orang dewasa di Indonesia yang memiliki rekening di bank atau sekitar 120 juta orang masuk dalam kategori unbanked.

Kontradiksinya, Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) mencatat 132,7 juta orang Indonesia telah terhubung ke internet, berkat perkembangan infrastruktur dan mudahnya mendapatkan smartphone atau perangkat genggam. Angka ini naik pesat dari tahun 2014 yang hanya mencapai 88 juta orang.

Industri perbankan melihat gap ini, bergerak maju dan berkolaborasi untuk meningkatkan sistem, strategi dan fungsi, agar masyarakat dapat membuktikan bahwa transaksi dengan bantuan teknologi itu mudah.

Masing-masing pelaku usaha berperan sesuai kapasitasnya, mendorong pertukaran pengetahuan dan keahlian, untuk menyediakan layanan terkini guna menguatkan customer transaction behavior.

Digital banking, inovasi awal

Memahami gap layanan dan potensi pemanfaatan teknologi yang demikian besar, perbankan pun melahirkan mobile dan internet banking yang terbukti efektif dalam memperluas jangkauan layanan, menyiasati tantangan geografis.

Inovasi tersebut juga berhasil menciptakan efisiensi serta membuka opsi terhadap lebih banyak pilihan produk dan layanan perbankan, seiring dengan semakin digemari cara-cara pemasaran online. Mengoptimalkan perangkat genggam, nasabah dapat melakukan pembayaran, transfer dana, hingga tarik tunai dengan mudah melalui sentuhan jari.

Bank QNB Indonesia mencatat dari sekitar 60 juta pemilik akun bank, sekitar 30 juta orang sudah menggunakan mobile channel. Sementara, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) melaporkan jumlah nasabah pengguna e-banking meningkat 270 persen dari 13,6 juta nasabah pada tahun 2012 menjadi 50,4 juta pada tahun 2016. Sementara itu dari sisi frekuensi transaksi, nilainya tumbuh 169 persen dari 150,8 juta transaksi pada tahun 2012 menjadi 405,4 juta transaksi pada tahun 2016.

Menuju ekonomi digital

Turut dalam arus perkembangan teknologi, layanan financial technology atau yang sering disebut sebagai financial technology (fintech) atau teknologi finansial (tekfin), beberapa tahun belakangan ini menjadi salah satu industri yang tumbuh pesat di Indonesia.

Data Statista (2017) melaporkan bahwa nilai transaksi tekfin di Indonesia telah mencapai 15 miliar dollar AS.

Besarnya penetrasi pemanfaatan teknologi digital di Indonesia membuat pemerintah pun menjadikan ekonomi digital sebagai salah satu fokus utama.

Pada tahun 2020, Indonesia diharapkan menjadi kekuatan ekonomi digital terbesar di kawasan dengan potensi sebesar 130 miliar dollar AS atau sekitar Rp 1.690 triliun.

Melalui inovasi layanan dan produknya, tekfin dipercaya dapat mendorong ekonomi digital dengan membuka akses terhadap layanan keuangan bagi seluruh lapisan masyarakat. Melalui karakter yang mobile dan efisien, tekfin diharapkan mampu menjawab tantangan yang tidak dapat dijawab oleh layanan keuangan tradisional sebelumnya.

Bank-Fintech, kolaborasi kuatkan model bisnis baru

Munculnya fintech merupakan fenomena yang tak terhindarkan dan pertumbuhannya tak terbendung. Bank dan fintech sama-sama memiliki misi memberi pengalaman terbaik pada nasabah dan oleh karenanya saling melengkapi. Sinergi bank-fintech akan memastikan berkurangnya blind spots dari masing-masing layanan sebagai hasil dari perpaduan kekuatan masing-masing pihak.

Terkait kolaborasi bank-tekfin, model bisnis menjadi satu hal yang perlu dikaji. Penyedia layanan tekfin dengan model bisnis yang lincah, fleksibel dan dapat disesuaikan (customized) menjadi syarat ideal. Sementara, prinsip bisnis 3S : secure (aman), swift (cepat) dan simple (sederhana) menjadi ciri keunggulan perbankan yang perlu dipertahankan.

Dari sisi sumber daya manusia, tekfin diperkuat talenta muda yang inovatif, penuh kreativitas, dinamis dan responsif dalam menjawab kebutuhan nasabah. Sebaliknya perbankan, yang model bisnisnya sudah jauh lebih matang, didukung para profesional dengan pengetahuan mendalam terkait industri finansial dan menguasai customer database yang luas.

Saat ini telah terdapat sejumlah produk dan layanan perbankan yang didukung tekfin, misalnya virtual account yang memungkinkan pembayaran atau transaksi keuangan tanpa akun bank.

Mengakses virtual account menjadi semakin mudah seperti menggunakan smartphone. Nasabah dapat menerima (income) atau pun mengeluarkan (outcome) dana, dengan bantuan aplikasi.

Kegiatan disbursement dana juga berjalan lebih efisien melalui bantuan tekfin. Perbankan pun merasakan manfaat tekfin yang semakin besar, utamanya saat ini di area pembayaran (payment) dan pembiayaan (p2p lending).

Di tataran yang lebih makro, Bank QNB Indonesia bersama Bank Perkreditan Rakyat (BPR) melalui program BPR Connect, berupaya memberdayakan nasabah BPR untuk bisa masuk ke sistem elektronik dan selanjutnya menghubungkan nasabah dengan layanan bank nasional.

Pada akhirnya kesesuaian misi dan semangat antara bank dan penyedia tekfin, akan menciptakan akses dan kualitas layanan keuangan bagi seluruh masyarakat Indonesia, termasuk mereka yang unbanked, dan mewujudkan ekonomi digital seperti yang dicita-citakan.

(Baca juga Masih Besar, Peluang Fintech Berkembang di Indonesia)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Indef: Banjir Barang Impor Harga Murah Bukan Karena TikTok Shop, tapi...

Indef: Banjir Barang Impor Harga Murah Bukan Karena TikTok Shop, tapi...

Whats New
Emiten Menara TBIG Catat Pendapatan Rp 6,6 Triliun Sepanjang 2023

Emiten Menara TBIG Catat Pendapatan Rp 6,6 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

Whats New
Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com