Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menjadi Miliarder berkat Instagram

Kompas.com - 19/04/2017, 10:10 WIB

KOMPAS.com - Popularitas media sosial (medsos) terus melahirkan miliarder baru. Tak terkecuali bagi pendiri medsos berbagi foto yang sangat tersohor, Instagram.

Empat tahun setelah membuat keputusan bernilai miliaran dollar, pendiri Instagram Kevin Systrom  kini berhasil masuk daftar miliarder dunia. Mengutip Forbes, Systrom melepas Instagram pada 2012 ke tangan pemilik Facebook Mark Zuckerberg.

Kala itu, transaksi penjualan Instagram diprediksi akan memberikan masa depan cerah bagi kedua belah pihak. Penjualan Instagram menghebohkan karena Facebook rela merogoh kocek  sebesar 1 miliar dollar AS.

Zuckerberg membeli Instagram senilai  300 juta dollar AS secara tunai dan memberikan 23 juta saham Facebook. Padahal, saat itu Instagram masih berstatus "bayi" medsos alias baru lahir selama dua tahun.

Sebab, kendati sudah membetot perhatian konsumen, pengguna Instagram hanya 30 juta dan belum menghasilkan laba. Zuckerberg meneken kesepakatan akuisisi Instagram pada Mei 2012, tepat satu bulan sebelum Facebook menggelar penawaran saham perdana (IPO).

Saat pertama kali meluncurkan Instagram pada Oktober 2010 silam, Systrom hanya memiliki 13 pegawai. Pasca-akuisisi, Zuckerberg tetap mempertahankan Systrom sebagai Chief Executive Officer (CEO) dan tetap memiliki 40 persen saham Instagram.

Di bawah kendali Systrom, Instagram pun menjadi aplikasi dengan pertumbuhan paling pesat sepanjang sejarah. Pertumbuhan pesat ini juga lahir dari keputusannya menjual sebagian besar saham Instagram kepada Facebook.

Tercatat per akhir 2016 lalu Instagram memiliki sedikitnya 600 juta pengguna. Forbes menaksir, aplikasi Instagram telah memiliki valuasi sebesar 50 miliar dollar AS.

Lewat kesuksesannya itu, kekayaan Systrom pun melesat drastis dari 280 juta dollar AS di tahun 2012 menjadi 1,24 miliar dollar AS per 17 April 2017. Dengan harta sebesar itu, Systrom sukses menduduki posisi ke-15 di daftar orang Amerika terkaya dengan usia di bawah 40 tahun.

Boleh dibilang, perjalanan Systrom menjadi kaya raya memiliki cerita unik. Bahkan, salah satu penentu nasib mujur Systrom yakni pertemuannya dengan Zuckerberg.

Ada beberapa kejadian unik yang terjadi antara Systrom dan Zuckerberg. Ceritanya begini, pada tahun 2005 saat Facebook belum berdiri, Systrom yang kala itu kuliah di perguruan tinggi diminta Zuckerberg keluar dari Standford University untuk membantunya membuat layanan berbagi foto di situs jejaring sosial miliknya.

Seperti dilansir Forbes, Systrom menolak permintaan tersebut.  Padahal, jika Systrom setuju membantu Zuckerberg, dia bisa memiliki saham Facebook yang saat ini bernilai miliaran dollar AS.

Uniknya lagi, selepas menolak ajakan Zuckerberg, Systrom justru memilih bekerja di sebuah kedai kopi. Nah setahun bekerja di kedai kopi, Systrom membuatkan secangkir kopi yang dipesan oleh Zuckerberg yang telah menjadi orang terkaya.

Setelah pertemuan itu, Systrom memutuskan kembali menekuni dunia teknologi. Tak lama, dia membuat aplikasi bernama Burbn bersama dengan kerabatnya Mike Krieger.

Aplikasi Burbn inilah yang menjadi cikal bakal Instagram. Setelah berbenah di sana sini, barulah pada 6 Oktober 2010 Instagram muncul di App Store.

Tangan dingin Systrom dan Krieger menjadikan aplikasi Instagram laris manis di peluncuran perdana. Dalam hitungan jam, Instagram sudah memiliki 10.000 pengguna. Popularitas Instagram bertahan kendati muncul banyak media sosial. (Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber KONTAN
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Whats New
Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Whats New
KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

Whats New
Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com