Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menjaga Marwah Sawit Indonesia yang Mendunia

Kompas.com - 20/04/2017, 12:30 WIB
Pramdia Arhando Julianto

Penulis

"Salah besar apabila Parlemen Eropa dalam resolusinya merekomendasikan tanaman sawit di Indonesia diganti dengan rapeseed dan sun flower," terangnya.

Hilirisasi Sawit Indonesia Berhasil

Hilirisasi yang dijalankan Indonesia terhadap komoditas sawit dinilai berhasil, akibatnya Uni Eropa merasa terganggu akan hal tersebut, dan kemudian mengeluarkan resolusi soal sawit dan pelarangan biodiesel berbasis sawit. Berdasarkan catatan Kementerian Perindustrian, nilai ekspor produk hilir pada akhir 2010 hanya 7,2 miliar dollar AS.

Kebijakan hilirisasi industri kelapa sawit sendiri baru mulai digalakkan pada 2011. Setelah kebijakan itu berjalan, nilai ekspor produk hilir pada 2015 meningkat signifikan menjadi 11,86 miliar dollar AS.

Per akhir 2016, nilai ekspor produk hilir industri kelapa sawit Indonesia telah mencapai 15,7 miliar dollar AS. Produk hilir ini juga mendominasi (70 persen) ekspor sawit dan turunannya.

Direktur Jenderal Industri Agro Kementerian Perindustrian (Kemenperin) Panggah Susanto mengatakan, resolusi sawit dikeluarkan oleh parlemen Uni Eropa karena persaingan dagang.

(Baca: Uni Eropa Tak Suka Hilirisasi Sawit Indonesia Berhasil)

 

Kemudian, tudingan Uni Eropa bahwa industri sawit menyebabkan deforestasi dan pelanggaran hak asasi manusia tidak tepat.

Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit (Gapki) menduga, resolusi sawit yang dikeluarkan oleh Uni Eropa dikarenakan ada kepentingan bisnis yang tersirat, khususnya minyak nabati produk Eropa dan munyak sawit produk Indonesia.

Perbaikan Industri Sawit Direktur Roundtable on Sustainable Palm Oil (RSPO) Tiur Rumondang mengatakan, adanya resolusi sawit yang dikeluarkan Uni Eropa merupakan momentum untuk meningkatkan kualitas dan daya saing produk sawit nasional.

Berdasarkan data RSPO, saat ini baru 1,82 juta hektar yang sudah disertifikasi RSPO.  Artinya, angka itu baru 13 hingga 14 persen dari seluruh lahan kelapa sawit di Indonesia.

Hingga Februari 2017, produksi kelapa sawit yang sudah mendapatkan sertifikasi Certfied Sustainable Palm Oil (CSPO) di seluruh dunia tercatat sebesar 12,22 juta metrik ton.

Indonesia sendiri mengambil porsi 57,03 persen dari produksi tersebut, atau 6,97 juta metrik ton.

Menjaga Marwah Sawit

 

Belakangan, negara-negara produsen kelapa sawit atau Council of Palm Oil Producting Countries (CPOPC) menyatakan tidak tinggal diam atas keputusan Parlemen Uni Eropa mengeluarkan resolusi sawit dan melarang biodiesel berbasis kelapa sawit.

Salah satu langkah yang akan diambil dalam waktu dekat yakni membentuk tim bersama dengan misi memerangi kampanye negatif kepada CPO.

Dengan respon yang tegas dan pembuktian yang berdasar atas hasil riset dan penelitian, kemudian melakukan diplomasi secara baik, diharapkan komoditas sawit Indonesia terus memiliki martabat yang baik di mata internasional.

Dan tak lagi berulang-ulang kampanye negatif menghampiri komoditas sawit yang notabene menjadi penopang pemasukan negara, dan juga menghidupi sekitar 30 juta petani sawit di Indonesia.

(Baca: Belajar Sawit, Belajar Melestarikan Lingkungan)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com