Dalam beberapa tahun terakhir, raksasa minuman soda Coca-Cola membukukan kerugian dari bisnisnya di Venezuela.
Pada tahun 2016, Coca-Cola menghentikan kegiatan produksi secara temporer di Venezuela karena kurangnya pasokan gula di negara itu.
Venezuela adalah negara dengan cadangan minyak terbesar di dunia. Dulu, negara di Amerika Selatan tersebut menarik perusahaan-perusahaan penyedia layanan produksi minyak seperti Baker Hughes dan Schlumberger.
Namun, setahun terakhir keduanya menutup beberapa kilang minyak dengan alasan pemerintah Venezuela belum membayar kewajibannya.
Ini adalah alasan utama produksi minyak Venezuela turun drastis. Hampir 10 persen perusahaan AS yang terdaftar dalam indeks S&P 500 atau sekira 46 perusahaan memiliki eksposur terhadap mata uang bolivar Venezuela.
Mata uang tersebut sekarang hampir tak ada nilainya. Hengkangnya perusahaan hanyalah satu dari sekian banyak masalah yang melanda negara yang tengah terlilit krisis itu.
Akibat krisis ekonomi, warga Venezuela terpaksa bertahan hidup di tengah kurangnya pasokan pangan dan obat-obatan, ditambah pula dengan lonjakan harga kebutuhan pokok yang meroket.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanDapatkan informasi dan insight pilihan redaksi Kompas.com
Daftarkan EmailPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.