Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terus Didera Masalah, Kali Ini United Airlines Dituntut Penumpangnya

Kompas.com - 25/04/2017, 06:17 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis

Sumber Bloomberg

NEW YORK, KOMPAS.com – Masalah kembali menimpa maskapai penerbangan Amerika Serikat United Airlines.

Setelah dihujat habis-habisan lantaran menyeret paksa penumpang keluar dari pesawat, mendepak pasutri keluar pesawat, dan penumpang yang digigit kalajengking. Kali ini, seorang penumpang menuntut maskapai tersebut ke pengadilan.

Seperti diberitakan Bloomberg, Selasa (25/4/2017), penumpang bernama Karen Shiboleth menyatakan dirinya dipaksa berpindah tempat duduk dari kelas bisnis yang telah dipesannya dalam penerbangan ke London, Inggris dari Newark, New Jersey, AS.

Shiboleth diminta pindah ke tempat duduk paling belakang di dalam pesawat tanpa ada penjelasan apapun.

Kesal dengan perlakuan yang diterimanya, Shiboleth menuntut United ke pengadilan pada Senin (24/4/2017) waktu setempat. Ia menuntut United membayar ganti rugi sebesar setidaknya 150.000 dollar AS atau setara sekira Rp 199,5 juta sebagai kompensasi atas perbuatan maskapai itu.

United sendiri tengah dilanda krisis terkait pelayanan konsumen pasca-diseretnya penumpang bernama David Dao keluar dari pesawat lantaran enggan memberikan kursinya kepada pegawai United.

Akibat perlakuan itu, Dao mengalami patah hidung dan dua gigi tanggal, serta kabarnya akan menuntut United.

Menurut Shiboleth, dirinya akan bertolak ke London untuk melanjutkan pendidikan magister di Kings College, London.

Awalnya ia membayar 1.498,90 dollar AS untuk tempat duduk sebelah jendela di kelas ekonomi sebelum akhirnya menggunakan 60.000 poin miles American Express dan membayar tambahan biaya sebesar 498,56 dollar AS untuk naik ke kelas premium ekonomi.

Kemudian, Shiboleth kembali menaikkan kelas tempat duduknya saat di bandara, dengan membayar 1.149 dollar AS untuk pindah ke kelas bisnis. Harapannya, Shiboleth bisa merasa nyaman selama penerbangan dan memperoleh kapasitas bagasi lebih besar.

Setelah 20 menit memasuki pesawat dan 10 menit sebelum pesawat lepas landas, petugas pintu meminta dirinya pindah ke bagian belakang pesawat.

Shibboleth mengatakan, seorang kru pesawat menggenggam lengannya dan mendampinginya yang sudah berurai air mata untuk pindah ke kursi nomor 21 yang letaknya hampir di bagian ekor pesawat.

Menurut tuntutan yang dilayangkan Shiboleth, sang petugas sempat pula memanggilnya dengan sebutan vulgar di hadapan penumpang-penumpang lainnya.

Petugas juga menolak mengembalikan biaya yang sudah dikeluarkan Shiboleth untuk naik kelas di dalam pesawat dan malah menawarkannya voucher senilai 750 dollar AS pada pembelian tiket berikutnya.

Pihak United tidak memberikan komentar atas permasalahan yang menimpa Shiboleth.

Sebelum kasus yang menimpa Shiboleth, ada beberapa penumpang kelas bisnis United yang juga mengeluhkan didepak dari kelas bisnis dengan alasan untuk memberikan tempat duduk bagi “orang yang lebih penting.”

Tuntutan yang dilayangkan Shiboleth kepada United Airlines Inc di pengadilan Negara Bagian New York, New York County Manhattan dengan nomor 153733/2017.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Bloomberg
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Whats New
Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Whats New
KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

Whats New
Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Whats New
Jumlah Investor Kripto RI Capai 19 Juta, Pasar Kripto Nasional Dinilai Semakin Matang

Jumlah Investor Kripto RI Capai 19 Juta, Pasar Kripto Nasional Dinilai Semakin Matang

Whats New
Libur Lebaran, Injourney Proyeksi Jumlah Penumpang Pesawat Capai 7,9 Juta Orang

Libur Lebaran, Injourney Proyeksi Jumlah Penumpang Pesawat Capai 7,9 Juta Orang

Whats New
Program Peremajaan Sawit Rakyat Tidak Pernah Capai Target

Program Peremajaan Sawit Rakyat Tidak Pernah Capai Target

Whats New
Cara Cetak Kartu NPWP Hilang atau Rusak Antiribet

Cara Cetak Kartu NPWP Hilang atau Rusak Antiribet

Whats New
Produsen Cetakan Sarung Tangan Genjot Produksi Tahun Ini

Produsen Cetakan Sarung Tangan Genjot Produksi Tahun Ini

Rilis
IHSG Melemah Tinggalkan Level 7.300, Rupiah Naik Tipis

IHSG Melemah Tinggalkan Level 7.300, Rupiah Naik Tipis

Whats New
Sempat Ditutup Sementara, Bandara Minangkabau Sudah Kembali Beroperasi

Sempat Ditutup Sementara, Bandara Minangkabau Sudah Kembali Beroperasi

Whats New
Sudah Salurkan Rp 75 Triliun, BI: Orang Siap-siap Mudik, Sudah Bawa Uang Baru

Sudah Salurkan Rp 75 Triliun, BI: Orang Siap-siap Mudik, Sudah Bawa Uang Baru

Whats New
Harga Naik Selama Ramadhan 2024, Begini Cara Ritel Mendapat Keuntungan

Harga Naik Selama Ramadhan 2024, Begini Cara Ritel Mendapat Keuntungan

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com