PANGKALPINANG, KOMPAS.com - Pada 1968, tanaman sawit hanya dijadikan hiasan atau tanaman pagar pinggir jalan di kawasan Deli Sumatera Utara. Namun, seiring berjalannya waktu, tanaman sawit telah menjadi komoditas primadona andalan Indonesia.
Berdasarkan data Badan Pengelola Dana Perkebunan (BPDP) Kepala Sawit, tercatat saat ini ada sekitar 11,49 juta hektar lahan kelapa sawit yang tersebar di beberapa wilayah di tanah air.
Angka tersebut menunjukan, selain industri-industri besar, masyarakat pun mulai menggarap potensi sawit untuk dijadikan pendapatan utama.
"Dulu sawit cuma tanaman hiasan, tapi sekarang sudah menjadi industri, masyarakat juga mulai memanfaatkan sawit," kata Ketua Dewan Pengawas BPDP Sawit, Rusman Heriawan
di Pangkal Pinang, Rabu (26/4/2017).
Menurut Rusman, berdasarkan porsi kepemilikannya, perusahaan swasta mengelola sekitar 52 persen lahan sawit, masyarakat umum sekitar 41 persen dan negara mengelola 7 persen lahan sawit.
Jika dilihat sebarannya, Pulau Sumatera adalah pulau terbesar yang memiliki luas garapan lahan sawit sebanyak 7,19 juta hektar, disusul Pulau Kalimantan sebanyak 3,75 juta hektar, lalu Sulawesi sebanyak 382.333 hektar, Jawa 36.374 hektar, serta Maluku dan Papua 120.847 hektar.
Namun demikian, seiring dengan berkembangnya sawit di Indonesia, semakin banyak juga yang menyoroti perkembangan sawit, mulai dari moratorium pembukaan lahan baru, isu kerusakan lingkungan hingga kampanye negatif terhadap industri sawit.
Tak merusak
Tenaga Ahli Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Bedjo Santoso mengatakan, perkebunan sawit selama ini dinilai tidak ramah lingkungan. Stigma negatif tersebut berasal dari informasi yang salah dan tidak memiliki dasar penelitian yang ilmiah.
Menurutnya, tanaman kelapa sawit paling ramah lingkungan dibandingkan jenis tanaman hutan lainnya. Dia memaparkan, dari sisi penyerapan air, sawit justru lebih efisien.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.