Tiga bulan lalu saya diminta menjelaskan fenomena disruption dalam tapat pimpinan PT PP, sebuah BUMN di bidang konstruksi. Namun Minggu lalu, saya saya sudah bisa melihat hasilnya.
Di sana saya ditunjukkan bagaimana Building Innovation Model yang dikaitkan dengan teknologi 3D Printing mampu menghasilkan bangunan yang proses bisnisnya menjadi jauh lebih ringkas dan lebih cepat.
Mungkin bagi sebagian perusahaan konstruksi BIM dan 3D Printing adalah alat biasa. Tapi di PT PP itu dipakai untuk melakukan disrupsi sehingga business process dan alokasi resources berubah.
Terjadi efisiensi dan perubahan pola kerja, mata rantai pasokan juga berubah. Akibatnya, ke depan perusahaan bisa menyeeiakan layanan yang lebih cepat, lebih murah, lebih menjawab bagi talenta-talenta muda.
Jadi, saya ingin mengingatkan bahwa kalau sekarang ini kita menyaksikan banyak perusahaan sedang susah akibat gempuran perusahaan-perusahaan yang berbasis digital, bukan berarti perusahaan konvensional tak akan mengalaminya.
Di sini yang saya maksud dengan perusahaan konvensional adalah perusahaan-perusahaan yang core business-nya tidak berbasis digital. Ia bisa bisnis apa saja. Bisnis konstruksi, pendidikan, industri, farmasi, keuangan, FMCG, jasa kesehatan dan sebagainya.
Maka, penting bagi Anda untuk membaca sinyal-sinyal bahwa suatu saat mungkin saja perusahaan Anda yang ter-disrupsi. Apa saja sinyalnya?
Saya akan mengulasnya pada kesempatan yang lain. Semoga bisa digunakan untuk menghadapi disruption.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.