Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dulu Swasembada Bawang Putih, Kini RI Bergantung pada China dan India

Kompas.com - 13/05/2017, 10:52 WIB
Pramdia Arhando Julianto

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Indoneisa masih belum mampu memenuhi sendiri kebutuhan bawang putih. Komoditas tersebut masih harus diimpor dari China dan India.

Menteri Perdagangan (Mendag) Enggartiasto Lukita mengungkapkan, ada beberapa faktor yang membuat Indonesia harus mengimpor bawang putih dari China dan India.

Menurutnya, meskipun Indonesia merupakan negara beriklim tropis, akan tetapi tak semua jenis komoditas pangan bisa di produksi secara mandiri.

"Enggak bisa, belum bisa (produksi). Kalau sudah bisa saya tidak akan (impor). Seperti wortel, kami tidak izinkan untuk impor. Karena faktor cuaca. Hanya tempat tertentu dan iklim tertentu yang bisa (tanam bawang putih)," tegas Mendag saat inspeksi mendadak di Pasar Induk Keramat Jati, Jakarta Timur, Jumat (12/5/2017).

Dengan hambatan tersebut, Kementerian Perdangan dan Kementerian Pertanian akan berupaya agar Indonesia mampu memproduksi bawang putih dan berhenti ketergantungan pada negara lain.

Salah satunya adalah membuka lahan pertanian bawang putih yang sesuai dengan karakteristik budidaya bawang putih dan membentuk kemitraan petani dengan importir bawang putih.

"Sekarang kami baru akan mendorong, Kementan dengan memilih zonanya, daerah-daerah tertentu untuk itu (tanam bawang putih). Ke depan, akan campur mereka (impotir), kami akan buat cluster untuk mereka, ikut bermitra dengan petani menanam bawang putih," ungkapnya.

Berdasarkan data Kementerian Pertanian (Kementan) pada tahun 1998 Indonesia sempat mengalami swasembada bawang putih karena mampu memenuhi kebutuhan bawang putih nasional dengan total luas lahan 28.000 hektar.

Kala itu Indonesia hanya mengimpor bawang putih dibawah 10 persen dari kebutuhan bawang putih nasional. Namun kini, untuk komoditas tersebut hampir 95 persen dari total kebutuhan bawang putih nasional yang mencapai 400.000 ton dipenuhi dari negara lain atau impor.

Kenyaataan tersebut harus diterima karena lahan pertanian bawang putih nasional mengalami penyusutan drastis dari 28.000 hektar di tahun 1998 kini hanya tinggal 2.000 hektar yang tersisa, hal itu akibat beralihnya petani bawang putih ke komoditas lain lantaran harganya sudah tidak lagi menguntungkan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Survei Prudential: 68 Persen Warga RI Pertimbangkan Proteksi dari Risiko Kesehatan

Survei Prudential: 68 Persen Warga RI Pertimbangkan Proteksi dari Risiko Kesehatan

Earn Smart
7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

Whats New
'Regulatory Sandbox' Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

"Regulatory Sandbox" Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

Whats New
IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

Whats New
Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Whats New
Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Whats New
Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Whats New
Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Whats New
Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Whats New
Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Whats New
Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

BrandzView
Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Whats New
Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Whats New
Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Whats New
Puasa Itu Berhemat atau Boros?

Puasa Itu Berhemat atau Boros?

Spend Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com