Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perang Tarif Bisa Tekan Profitabilitas Industri Telekomunikasi

Kompas.com - 15/05/2017, 20:54 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Perang tarif antarpelaku industri telekomunikasi bisa menekan profitabilitas industri telekomunikasi secara keseluruhan.

Hal itu dikemukakan analis saham PT Bahana Sekuritas Leonardo Henry Gavaza dalam keterangan risetnya. Dia menilai langkah PT Indosat Tbk yang memberikan tarif telepon Rp 1 per detik secara nasional bisa memicu adanya perang tarif tersebut.

Padahal, sebelumnya perang tarif membuat sejumlah operator telekomunikasi terjatuh di 2008. Sebut saja Esia, yang saat itu harus bersaing ketat dengan Axis.

Menurut dia, jika Indosat terus melakukan perang harga seperti sekarang ini, dipastikan profitabilitas perseroan akan semakin terpuruk.

Jika profitabilitas terganggu dipastikan akan berdampak serius kepada revenue dan net profit.

Revenue dan net profit perseroan akan kembali terseok-seok. Terlebih lagi tarif data yang dijual oleh operator saat ini sudah terbilang sangat murah.

“Jika Telkomsel sampai terpancing untuk menurunkan tarifnya kemungkinan Indosat dan XL bisa mati. Jika Indosat dan XL mati maka dominasi Telkomsel akan semakin kuat lagi yang ujungnya industri telekomunikasi nasional yang terpuruk,” papar Leo.

Menurut dia, dalam jangka pendek perang harga seolah-olah akan menguntungkan konsumen. Konsumen akan mendapatkan tarif yang murah. Selain itu rapor management kepada pemegang saham juga tampak baik.

Ini disebabkan meningkatnya jumlah market share.Namun jangka panjang akan merusak industri telekomunikasi. Tak menutup kemungkinan pesaing Indosat juga akan melakukan hal yang sama.

"Jika ini sampai terjadi maka margin keuntungan akan tergerus dan industri telekomunikasi yang tahun lalu bisa tumbuh 10 persen kemungkinan tahun ini tak akan tercapai. Bahkan bisa mengalami minus,“ terang Leo.

Kahlil Rowter, Chief Economist PT Danareksa Sekuritas mengatakan bahwa jika para operator telekomunikasi ini terus menerapkan tarif yang murah dan tidak masuk akal, dipastikan kemampuan penyelenggara jasa telpon tersebut akan terganggu.

"Mereka tak akan lagi mampu untuk membangun, mengembangkan jaringan dan menjaga kualitas layanan," kata dia.

Dari data yang dikeluarkan oleh JP Morgan, kualitas jaringan yang dimiliki oleh operator yang kerap melakukan perang tarif akan mengalami penurunan.

" Ujung-ujungnya yang akan dirugikan adalah konsumen dan industri telekomunikasi nasional," kata dia.

(Baca: Industri Telekomunikasi Masih Perlu Kenaikan Tarif Data?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com