Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mampu Wujudkan "Zero Fire", Desa-desa di Riau Ini Diganjar Rp 100 Juta

Kompas.com - 17/05/2017, 07:30 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis

PELALAWAN, KOMPAS.com - Sebanyak sembilan desa mendapatkan hadiah sebesar Rp 100 juta karena dianggap berhasil mewujudkan kawasan zero fire atau bebas kebakaran hutan dan lahan.

Penghargaan kepada 9 desa ini diberikan saat peluncuran program "Desa Bebas Api" 2017 yang diselenggarakan di Pelalawan Airstrip, Pangkalan Kerinci, Selasa (16/5/2017).

"Reward tersebut berupa pemberian Rp 100 juta non-cash atau dalam bentuk program. Jika sebuah desa telah sukses menerapkan zero api," kata Direktur PT Riau Andalan Pulp and Paper (RAPP) Rudi Fajar, saat memberikan penghargaan.

Adapun desa yang mendapatkan penghargaan tersebut adalah Desa Sering, Kuala Panduk, Petodaan, Teluk Binjai, Teluk Meranti, Penarikan yang berasal dari Kabupaten Pelalawan. Kemudian Desa Olak dari Kabupaten Siak, Desa Tasik Putri Puyu dan Tanjung Padang dari Kepulauan Meranti.

Sementara itu, jika masih ada pembakaran lahan, desa yang bersangkutan hanya akan diberikan reward setengahnya yaitu Rp 50 juta.

Desa-desa yang mendapat reward sebesar Rp 50 juta adalah Pelalawan, Kuala Tolam, Langgam dan Pangkala Gondai yang berasal dari Kabupaten Pelalawan. Kemudian Desa Lubuk Jering dari Kabupaten Siak.

Desa yang mendapat reward ini, masih ada kebakaran hutan dan lahan di wilayahnya. Hanya saja luasnya tak mencapai 2 hektar.

Ada 18 desa yang mengikuti program Desa Bebas Api pada tahun 2016. Dalam program ini, para kepala desa harus dapat menyosialisasikan serta mengedukasi warganya agar tak sembarangan membakar ketika akan membuka lahan.

Penilaian dilakukan oleh pihak RAPP serta pemerintah dan lembaga swadaya masyarakat (LSM). Desa-desa ini dinilai selama periode rawan kebakaran atau musim kemarau.

"Kami harap, program ini berkontribusi menekan kebakaran lahan dan hutan," kata Rudi.

Program Desa Bebas Api ini sudah dilaksanakan sejak tahun 2014. Saat dimulai, baru empat desa yang mengikuti program ini. Kemudian hingga tahun 2017, program ini diikuti oleh 18 desa.

Naiknya jumlah desa yang mengikuti kegiatan ini disebut-sebut karena adanya reward yang diberikan kepada desa yang berhasil mencegah pembakaran lahan di wilayahnya.

"Hal ini merupakan komitmen perusahaan yang siap untuk melakukan pencegahan sejak dini ancaman kebakaran hutan dan lahan di tahun 2017 untuk mewujudkan Riau bebas asap seperti di tahun 2016 lalu," kata Rudi.

Berdasarkan catatan RAPP, kebakaran di sekitar pabrik sebelum adanya program Desa Bebas Api atau sebelum tahun 2014, terjadi di lebih dari 1000 hektar lahan dan hutan. Kemudian saat penerapan Desa Bebas Api atau pada tahun 2015, kebakaran hutan dan lahan terjadi di kurang dari 50 hektar.

Kepala Desa Dapat Rp 100 Juta (/B) Salah satu desa yang berhasil mewujudkan zero fire adalah desa Kuala Panduk.

Kepala Desa Kuala Panduk Tomjon menjelaskan desanya sudah mengikuti program "Desa Bebas Api" sebanyak tiga kali. Dia mengaku awalnya kesulitan saat meminta warganya agar tidak membuka lahan dengan cara membakar.

Namun, dia menyebut selalu mengingatkan warga untuk tak membakar lahan di tiap kesempatan.

"Sama-samalah kita jaga kebun kita untuk tidak membakar lahan. Kemarin dibantu penyediaan alat berat juga sama RAPP, jadi kami pakai alat itu dan tidak membakar," kata Tomjon.

Dia menjelaskan, hadiah yang diterimanya secara non tunai itu akan dipergunakan untuk membangun tribun di lapangan bola di wilayahnya. "Sebelumnya kami juga dapat Rp 100 juta sudah buat bangun toilet di masjid. Kami punya 2 masjid," kata Tomjon.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Survei Prudential: 68 Persen Warga RI Pertimbangkan Proteksi dari Risiko Kesehatan

Survei Prudential: 68 Persen Warga RI Pertimbangkan Proteksi dari Risiko Kesehatan

Earn Smart
7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

Whats New
'Regulatory Sandbox' Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

"Regulatory Sandbox" Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

Whats New
IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

Whats New
Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Whats New
Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Whats New
Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Whats New
Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Whats New
Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Whats New
Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Whats New
Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

BrandzView
Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Whats New
Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Whats New
Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Whats New
Puasa Itu Berhemat atau Boros?

Puasa Itu Berhemat atau Boros?

Spend Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com