Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Laba Pertamina Susut, Kenapa?

Kompas.com - 24/05/2017, 18:24 WIB
Yoga Sukmana

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Kenaikan harga minyak dunia tak selalu diikuti dengan keuntungan besar PT Pertamina (Persero). Pada kuartal I-2017, perusahaan plat merah itu harus rela keuntungannya turun dari 1 miliar dollar AS menjadi hanya 0,78 miliar dollar AS.

"Atau (turun) sekitar 25 persen," ujar Direktur Utama Pertamina Elia Massa Manik dalam konferensi pers di Jakarta, Rabu (24/5/2017).

Sementara itu laba sebelum dipangkas bunga, pajak, depresiasi dan amortisasi atau EBITDA perseroan juga turun dari 2,18 miliar dollar AS menjadi 1,89 miliar dollar AS, atau turun sekitar 17 persen.

Penurunan laba ini bak anomali bagi Pertamina. Sebab rata-rata harga minyak dunia justru naik dari 30,2 dollar AS per barel menjadi 51 dollar AS per barel pada kuartal I-2017.

Namun keuntungan besar tidak bisa diraih Pertamina sebab kenaikan harga minyak tidak selalu dibarengi dengan kenaikan harga BBM di dalam negeri. Belum lagi Pertamina harus melakukan subsidi silang.

Meski begitu, Direktur Keuangan Pertamina Arief Budiman menuturkan, revenue perseroan masih mencapai 10,15 miliar dollar AS, naik 19 persen dari 8,55 miliar dollar AS.

"Dan ini memang banyak revenue sebenarnya dari (penjualan BBM) yang non subsdi," kata Arief.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com