Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kembangkan Bisnis di 2017, Jaya Ancol Fokus Inovasi dan Renovasi

Kompas.com - 25/05/2017, 10:22 WIB

JAKARTA, KOMPAS.comPT Pembangunan Jaya Ancol Tbk menggelar public expose atau paparan publik pada Rabu (24/5/2017) di Ruang Candi Bentar, Putri Duyung, Ancol, Jakarta. Dalam acara tersebut Jaya Ancol memaparkan kegiatan usaha dan kinerja perseroan di 2016 serta fokus strategi perseroan di 2017.

Pada 2017, Jaya Ancol optimistis mengembangkan bisnis agar tumbuh. Caranya, yaitu dengan melakukan pengembangan berupa inovasi dan renovasi.

Inovasi yang direncanakan antara lain melakukan pengembangan Sea World Ancol, pembangunan coaster dan children playground di Dufan, dan Lagoon cafe.

Selain itu juga ada pengembangan pembangunan instalasi air limbah, yang bekerja sama dengan PD PAL. Juga pengembangan perpanjangan jalur kereta wisata dari area timur sampai area barat Ancol yang dapat menjadi alternatif pilihan inner transportation.

Selain itu, perseroan juga akan melakukan penyelesaian rencana induk kawasan dan menjalin kerjasama dengan mitra pengembang ternama guna meningkatkan nilai jual produk properti.

"Sementara aktivitas renovasi yang dilaksanakan antara lain: renovasi Putri Duyung Ancol, renovasi pompa air, penambahan pompa banjir dan perbaikan infrastruktur guna mendukung kenyamanan konsumen," tulis rilis perseroan ke Kompas.com.

"Diharapkan melalui berbagai upaya yang dilakukan dan pengembangan bisnis dapat meningkatkan kinerja Perseroan dengan tumbuh lebih baik lagi sepanjang 2017."

Kinerja 2016

Saat ini, PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk mengelola kawasan properti dan rekreasi Ancol Taman Impian. Sebuah kawasan wisata terpadu seluas 552 hektar yang memiliki keunggulan lokasi karena berada di pantai Jakarta dan didukung kemudahan akses melalui jalan tol, sarana transportasi Transjakarta dan kereta api Commuterline.

Segmen rekreasi merupakan tulang punggung bisnis perseroan dengan mendominasi 84,23 persen dari pendapatan perseroan di tahun 2016.

Adapun produk unggulan segmen rekreasi Perseroan antara lain Taman Pantai, Dunia Fantasi, Sea World Ancol, Atlantis Water Adventure, Ocean Dream Samudra dan didukung oleh bisnis suvenir dan kuliner.

Pendapatan segmen rekreasi dan resor meningkat sebesar 16,21 persen, dari Rp 930,30 miliar di tahun 2015 menjadi Rp1,080 triliun di tahun 2016.

Adapun peningkatan jumlah pengunjung dari 17,8 juta di tahun 2015 menjadi 18,08 juta pengunjung di tahun 2016.

Sementara pendapatan pada segmen properti tahun 2016 meningkat dari Rp 189,99 miliar di tahun 2015 menjadi Rp 199,81 miliar di tahun 2016 yang sebagian besar didorong oleh penjualan apartemen Northland.

Dengan demikian Per 31 Desember 2016, pendapatan yang berhasil dibukukan perseroan adalah sebesar Rp 1,284 Triliun, tumbuh 13,44 persen dari realisasi 2015 sebesar Rp 1,131 triliun.

Laba perseroan mengalami penurunan dari Rp 291 miliar di tahun 2015 menjadi Rp 131 miliar di tahun 2016.

Adapun penyebab penurunan laba perseroan antara lain : 

• Terjadi peningkatan beban lain-lain di antaranya pembatalan penjualan kavling, pencadangan proyek hotel baru yang terhenti dan pengembalian pendapatan rekomendasi atas perpanjangan HPL yang telah diterima Perseroan.
• Perseroan juga melunasi pembayaran hutang PBB tahun 2014 dan 2015.
• Kondisi pasar properti yang relatif belum bagus serta adanya moratorium reklamasi Teluk Jakarta juga membuat Perseroan menunda penjualan kavling yang telah dianggarkan.

(Baca: Kembangkan Dufan, Jaya Ancol Terbitkan Obligasi Rp 300 Miliar)

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Emiten Menara TBIG Catat Pendapatan Rp 6,6 Triliun Sepanjang 2023

Emiten Menara TBIG Catat Pendapatan Rp 6,6 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

Whats New
Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com