Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perluas Pangsa Pasar ke Properti, KSK Group Hadirkan Proyek 8 Conlay

Kompas.com - 25/05/2017, 21:31 WIB
Aprillia Ika

Penulis

KUALA LUMPUR, KOMPAS.com - Pasar properti di Malaysia, terutama untuk jenis branded residential, terus menggeliat. Tidak heran jika perusahaan asuransi besar di Malaysia, KSK Group, mulai ekspansi ke ranah properti mulai tiga tahun lalu.

KSK Group membangun bisnis propertinya melalui anak usaha bernama KSK Land Sdn Bhd. Joanne Kua Ying Fei, Chief Executive Officer KSK Group, didapuk menjadi Managing Director KSK Land.

Saat ini KSK Land membangun sebuah branded residential atau hunian mewah bersama hotel bintang lima melalui proyek bernama 8 Conlay, yang terletak di Jalan Conlay, Kuala Lumpur.

"Proyek ini merupakan area bisnis terintegrasi. KSK Land melihat peluang jika menambah nilai lebih di sebuah proyek properti. Kami berada di area luxury. Oleh sebab itu kami pilih membangun branded residential karena ini yang jadi tren investor dunia," ujar Joanne Kua di Kuala Lumpur, Rabu (23/5/2017).

Menurut dia, capital appreciation atau kenaikan modal yang didapat investor untuk hunian mewah bisa mencapai 30 persen pada 2015 berdasarkan riset Knight Frank, sebuah perusahaan konsultasi properti global.

Sementara di Malaysia, saat ini nilai hunian mewah juga terus meningkat selama tiga tahun terakhir. Jika sebelumnya di Kuala Lumpur harga hunian mewah mencapai 1.800 ringgit per kaki persegi, maka saat ini harga per kaki persegi mencapai 3.200 ringgit atau sekitar Rp 9,95 juta (kurs Rp 3.111 per ringgit).

"Memang sudah lama kami ingin masuk properti. Tahun ini pendapatan dari properti ke KSK Group masih kecil tapi dalam lima tahun mendatang kami harapkan KSK Land akan berkontribusi 50 persen dari total pendapatan KSK Group," lanjut Joanne Kua.

Dia mengatakan, agar dilirik para investor, proyek 8 Conlay ini memiliki keunikan tersendiri. Tidak hanya menjual properti, tetapi juga gaya hidup dan seolah-olah membeli suasana "Malaysia" yang tenang dan damai. 

Proyek 8 Conlay merupakan proyek pembangunan dua tower apartemen mewah, pusat perbelanjaan serta hotel bintang lima di jantung kota Kuala Lumpur.

Proyek ini bekerja sama dengan Kempinski Hoteliers yang menjadi mitra untuk layanan di semua area apartemen mewah dan hotel. Sementara desain interior dipercayakan kepada Steve Leung dan Yoo.

Apartemen ini dipasarkan dengan tiga tipe, yakni 1 kamar utama, 2 kamar utama dan 3 kamar utama mulai harga sekira Rp 6,5 miliar hingga yang paling mahal Rp 15 miliar. Semuanya fully furnished.

KOMPAS.com/APRILLIA IKA Proyek hunian mewah 8 Conlay di Jalan Conlay, jantung kota Kuala Lumpur, Malaysia, dipasarkan mulai harga Rp 6,5 miliar untuk tipe 1 kamar. 8 Conlay merupakan proyek perdana KSK Land.

Saat ini pembangunan proyek 8 Conlay yang berdiri di lahan 1,6 hektar itu telah mencapai 25 persen. "Kami targetkan pada 2020-2021 proyek ini bisa beroperasi penuh," lanjut Joanne Kua.

Sementara nilai pengembangan proyek atau gross development value 8 Conlay ini diperkirakan mencapai Rp 17 triliun. Pembangunan proyek ini berasal dari dana KSK Group dan pembiayaan dari perbankan Malaysia, yakni Maybank.

(Baca: Senjata Api, Kapal, Pesawat, dan Hunian Mewah Tetap Kena PPnBM)

Kompas TV Wow, Ini Dia Hunian Mewah Ala “Star Wars”

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Apa Mata Uang Brunei Darussalam dan Nilai Tukarnya ke Rupiah?

Apa Mata Uang Brunei Darussalam dan Nilai Tukarnya ke Rupiah?

Whats New
Posko Ditutup, Kemenaker Catat 965 Perusahaan Tunggak Bayar THR 2024

Posko Ditutup, Kemenaker Catat 965 Perusahaan Tunggak Bayar THR 2024

Whats New
Antisipasi El Nino, Kementan Dorong 4 Kabupaten Ini Percepatan Tanam Padi

Antisipasi El Nino, Kementan Dorong 4 Kabupaten Ini Percepatan Tanam Padi

Whats New
Laba RMKE Cetak Laba Bersih Rp 302,8 Miliar pada 2023

Laba RMKE Cetak Laba Bersih Rp 302,8 Miliar pada 2023

Whats New
Perputaran Uang Judi Online di RI sampai Rp 327 Triliun Setahun

Perputaran Uang Judi Online di RI sampai Rp 327 Triliun Setahun

Whats New
Bapanas Pastikan Konflik Israel-Iran Tak Pengaruhi Masuknya Komoditas Pangan yang Rutin Diimpor

Bapanas Pastikan Konflik Israel-Iran Tak Pengaruhi Masuknya Komoditas Pangan yang Rutin Diimpor

Whats New
Pasca Akuisisi BPR, KoinWorks Fokus Inovasi dan Efisiensi Tahun Ini

Pasca Akuisisi BPR, KoinWorks Fokus Inovasi dan Efisiensi Tahun Ini

Whats New
Lion Air Bantah 2 Pegawai yang Ditangkap Menyelundupkan Narkoba Merupakan Pegawainya

Lion Air Bantah 2 Pegawai yang Ditangkap Menyelundupkan Narkoba Merupakan Pegawainya

Whats New
Indofarma Akui Belum Bayar Gaji Karyawan Periode Maret 2024, Mengapa?

Indofarma Akui Belum Bayar Gaji Karyawan Periode Maret 2024, Mengapa?

Whats New
Pesetujuan KPR BSI Kini Hanya Butuh Waktu Satu Hari

Pesetujuan KPR BSI Kini Hanya Butuh Waktu Satu Hari

Spend Smart
Bank Sentral Inggris Diprediksi Pangkas Suku Bunga pada Mei 2024

Bank Sentral Inggris Diprediksi Pangkas Suku Bunga pada Mei 2024

Whats New
Cara Membuat Kartu ATM BCA Berfitur Contactless

Cara Membuat Kartu ATM BCA Berfitur Contactless

Work Smart
Pertanyaan Umum tapi Menjebak dalam Wawancara Kerja, Apa Itu dan Bagaimana Cara Jawabnya?

Pertanyaan Umum tapi Menjebak dalam Wawancara Kerja, Apa Itu dan Bagaimana Cara Jawabnya?

Work Smart
Menko Airlangga soal Kondisi Geopolitik Global: Belum Ada Apa-apa, Kita Tenang Saja...

Menko Airlangga soal Kondisi Geopolitik Global: Belum Ada Apa-apa, Kita Tenang Saja...

Whats New
Pasar Perdana adalah Apa? Ini Pengertian dan Alur Transaksinya

Pasar Perdana adalah Apa? Ini Pengertian dan Alur Transaksinya

Work Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com