Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bisnis Hotel Kempinski Tak Khawatir Disrupsi Dari Aplikasi Airbnb

Kompas.com - 26/05/2017, 13:00 WIB
Aprillia Ika

Penulis

KUALA LUMPUR, KOMPAS.com - Bisnis hotel mewah dengan pengalaman yang unik sangat yakin posisi pasarnya tidak akan tergerus oleh hadirnya aplikasi penyewaan tempat tinggal Airbnb di berbagai negara.

Pasalnya, hotel mewah mengutamakan customer experience, yakni menjual keunikan dan pengalaman pengguna hotel dengan layanan yang sangat baik.

Hal itu disampaikan oleh Michael Henssler, Managing Director Key International Hotels Management Co Ltd dan President Kempinski SA China, di Kuala Lumpur, Rabu (23/5/2017).

"Pemberi sewa di Airbnb tidak akan mengingat Anda. Atau memberikan layanan yang baik ke Anda, bukan? Tetapi di hotel mewah, kami menjual keunikan dan segala kebutuhan pengguna, kami akan sediakan," ujar dia.

Dia melanjutkan, kemungkinan hotel kelas menengah yang bakal terdisrupsi dari aplikasi semacam Airbnb ini. Tetapi bagi hotel kelas bintang 5, hadirnya Airbnb akan jadi pemicu untuk terus memberikan pelayanan yang terbaik ke pengguna hotelnya.

Henssler melanjutkan, Kempinski yang sudah 120 tahun di dunia saat ini sangat fokus pada keunikan dan layanan. Sehingga, antara satu hotel Kempinski dengan yang lainnya akan memiliki keunikan berbeda.

"Misal di Kuala Lumpur kami bekerja sama dengan 8 Conlay. Maka di tempat lain di Kuala Lumpur tidak akan ada Kempinski lainnya. Kami fokus pada program 'small is beautiful'. jadi tidak perlu bangun banyak hotel untuk mencapai pertumbuhuhan,": papar pria asal Jerman ini.

Di masa depan, Hensser mengatakan bahwa Kempinski selalu melihat semua wilayah sebagai potensi untuk pertumbuhan. Namun mereka hanya akan masuk ke proyek spesifik dan berbeda, yang memiliki nilai jangka panjang.

"Untuk kontribusi ke pendapatan, kami melihat pasar Timur Tengah dan Afrika. Pasar China juga menarik untuk turisme. Tetapi untuk jangka panjang, kami melihat Kuba yang pasarnya baru dibuka, juga Kuala Lumpur," ujar Henssler.

Sebelumnya, lembaga riset Cowen & Co juga memberikan catatan bahwa hotel merupakan tempat yang mendapatkan keuntungan bersih diantara bisnis pelancong lain. Hasil survei perusahaan ini mengatakan, pengguna Airbnb, ternyata lebih suka menggunakan hotel ketika mereka bepergian untuk keperluan bisnis.

Sementara Goldman Sachs Group Inc juga menghelat riset yang menyatakan bahwa banyak pengguna Airbnb enggan jadi pengguna loyal setelah penggunakan aplikasi ini. Akibatnya, pasar peer to peer travel masih rendah penetrasinya diantara bisnis pelancongan lainnya.

Dok. Bloomberg Survei data pengguna hotel dan Airbnb di Februari 2016.

Sebagai informasi tambahan, Kempinski Hoteliers saat ini didapuk menjadi mitra untuk layanan di semua area apartemen mewah dan hotel di proyek 8 Conlay dari KSK Land. Sementara desain interior dipercayakan kepada Steve Leung dan Yoo.

Apartemen mewah ini dipasarkan dengan tiga tipe, yakni 1 kamar utama, 2 kamar utama dan 3 kamar utama mulai harga sekira Rp 6,5 miliar hingga yang paling mahal Rp 15 miliar. Semuanya fully furnished.

Saat ini proyek 8 Conlay yang berdiri di lahan 1,6 hektar itu telah mencapai 25 persen. Proyek ini menyasar sejumlah orang kaya di Indonesia dan sejumlah negara lain seperti dari China, Taiwan, Hong Kong, Singapura, Jepang, dan Timur Tengah.

(Baca: Perluas Pangsa Pasar ke Properti, KSK Group Hadirkan Proyek 8 Conlay)

Kompas TV Bali sudah bersiap menyambut kedatangan Raja Salman dari Arab Saudi. Area Nusa Dua dipastikan akan menjadi tempat menginap raja beserta rombongannya. Terdapat tiga hotel mewah telah dipesan oleh Raja Salman dengan berbagai fasilitas. Jumlah ruangan yang dipesan pun lebih dari 1.000 kamar.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Sempat Ditutup Sementara, Bandara Minangkabau Sudah Kembali Beroperasi

Sempat Ditutup Sementara, Bandara Minangkabau Sudah Kembali Beroperasi

Whats New
Sudah Salurkan Rp 75 Triliun, BI: Orang Siap-siap Mudik, Sudah Bawa Uang Baru

Sudah Salurkan Rp 75 Triliun, BI: Orang Siap-siap Mudik, Sudah Bawa Uang Baru

Whats New
Harga Naik Selama Ramadhan 2024, Begini Cara Ritel Mendapat Keuntungan

Harga Naik Selama Ramadhan 2024, Begini Cara Ritel Mendapat Keuntungan

Whats New
Mentan Amran Serahkan Rp 54 Triliun untuk Pupuk Bersubsidi, Jadi Catatan Sejarah bagi Indonesia

Mentan Amran Serahkan Rp 54 Triliun untuk Pupuk Bersubsidi, Jadi Catatan Sejarah bagi Indonesia

Whats New
Kasus Korupsi PT Timah: Lahan Dikuasai BUMN, tapi Ditambang Swasta Secara Ilegal

Kasus Korupsi PT Timah: Lahan Dikuasai BUMN, tapi Ditambang Swasta Secara Ilegal

Whats New
4 Tips Mengelola THR agar Tak Numpang Lewat

4 Tips Mengelola THR agar Tak Numpang Lewat

Spend Smart
Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis, Stafsus Erick Thohir: Kasus yang Sudah Sangat Lama...

Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis, Stafsus Erick Thohir: Kasus yang Sudah Sangat Lama...

Whats New
Menkeu: Per 15 Maret, Kinerja Kepabeanan dan Cukai Capai Rp 56,5 Triliun

Menkeu: Per 15 Maret, Kinerja Kepabeanan dan Cukai Capai Rp 56,5 Triliun

Whats New
Siap-siap, IFSH Tebar Dividen Tunai Rp 63,378 Miliar

Siap-siap, IFSH Tebar Dividen Tunai Rp 63,378 Miliar

Whats New
Harga Tiket Kereta Bandara dari Manggarai dan BNI City 2024

Harga Tiket Kereta Bandara dari Manggarai dan BNI City 2024

Spend Smart
Penukaran Uang, BI Pastikan Masyarakat Terima Uang Baru dan Layak Edar

Penukaran Uang, BI Pastikan Masyarakat Terima Uang Baru dan Layak Edar

Whats New
Cara Cek Tarif Tol secara Online Lewat Google Maps

Cara Cek Tarif Tol secara Online Lewat Google Maps

Work Smart
PT SMI Sebut Ada 6 Investor Akan Masuk ke IKN, Bakal Bangun Perumahan

PT SMI Sebut Ada 6 Investor Akan Masuk ke IKN, Bakal Bangun Perumahan

Whats New
Long Weekend, KAI Tambah 49 Perjalanan Kereta Api pada 28-31 Maret

Long Weekend, KAI Tambah 49 Perjalanan Kereta Api pada 28-31 Maret

Whats New
Ini Sejumlah Faktor di Indonesia yang Mendorong CCS Jadi Peluang Bisnis Baru Masa Depan

Ini Sejumlah Faktor di Indonesia yang Mendorong CCS Jadi Peluang Bisnis Baru Masa Depan

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com