Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dirut BEI Ingin Calon Pimpinan OJK dari Praktisi

Kompas.com - 29/05/2017, 20:09 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Komisi XI DPR RI menggelar rapat dengar pendapat (RDP) untuk memperoleh masukan mengenai calon anggota dewan komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) periode 2017-2022.

Salah satu yang hadir adalah Direktur Utama Bursa Efek Indonesia (BEI) Tito Sulistio. Menurut Tito, ada baiknya jika calon pimpinan OJK berasal dari praktisi. Pasalnya, praktisi mengetahui gerak dan denyut jantung pasar.

Selain itu, berkaca dari banyak negara, pimpinan otoritas pengawas sektor jasa keuangan mayoritas berasal dari kalangan praktisi. Tito memberi contoh adalah Inggris yang dari 10 anggota pimpinan, 6 orang di antaranya adalah praktisi.

"Belanda 3 dari 4 orang adalah praktisi, Jerman 4 dari 5 adalah praktisi, Swiss, Korea Selatan mayoritas dari praktisi," kata Tito di Gedung DPR/MPR, Senin (29/5/2017).

Dapat disimpulkan, imbuh Tito, berkaca dari negara lain, mayoritas pimpinan otoritas sektor jasa keuangan berasal dari kalangan praktisi.

Selain itu, Tito juga menyoroti tata cara pemilihan pimpinan OJK di negara lain yang tidak memakai sistem lelang. Di Australia, Inggris, Jerman, dan Belanda, pimpinan lembaga tersebut diusulkan dan dipilih.

"Korea Selatan dinominasikan," jelas Tito. Menurut Tito, peran OJK sangatlah penting. Hal ini terkait upaya untuk menyeimbangkan industri keuangan ýang semakin terkonglomerasi.

"Produk-produk keuangan semakin beragam dan kompleks. Pengawasan jadi lebih terpadu dan terharmonisasi," ungkap Tito.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

Whats New
Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Whats New
Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Whats New
Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Whats New
Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Whats New
Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Whats New
Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Whats New
Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

BrandzView
Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Whats New
Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Whats New
Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Whats New
Puasa Itu Berhemat atau Boros?

Puasa Itu Berhemat atau Boros?

Spend Smart
Kadin Proyeksi Perputaran Uang Saat Ramadhan-Lebaran 2024 Mencapai Rp 157,3 Triliun

Kadin Proyeksi Perputaran Uang Saat Ramadhan-Lebaran 2024 Mencapai Rp 157,3 Triliun

Whats New
Kebutuhan Dalam Negeri Jadi Prioritas Komersialisasi Migas

Kebutuhan Dalam Negeri Jadi Prioritas Komersialisasi Migas

Whats New
Ratusan Sapi Impor Asal Australia Mati Saat Menuju RI, Badan Karantina Duga gara-gara Penyakit Botulisme

Ratusan Sapi Impor Asal Australia Mati Saat Menuju RI, Badan Karantina Duga gara-gara Penyakit Botulisme

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com