Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Goldman Sachs Turunkan Proyeksi Harga Minyak Dunia

Kompas.com - 31/05/2017, 15:00 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis

NEW YORK, KOMPAS.com - Bank investasi Goldman Sachs menurunkan estimasi harga minyak dunia untuk tahun 2017 ini. Beberapa alasannya adalah potensi kenaikan produksi gas serpih, proyek-proyek baru, dan pengetatan yang dilakukan Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC).

Mengutip CNBC, Rabu (31/5/2017), Goldman Sachs memproyeksikan acuan harga minyak Brent berkisar 55,39 dollar AS per barrel dari sebelumnya 56,76 dollar AS per barrel.

Adapun acuan harga minyak AS West Texas Intermediate (WTI) diproyeksikan mencapai 52,92 dollar AS per barrel dari sebelumnya 54,80 dollar AS per barrel.

"Kami yakin kita berada pada lingkungan (harga) yang lebih rendah untuk waktu lebih lama sampai ada bukti lebih besar bahwa ada kejutan pada produksi serpih atau OPEC kekurangan kapasitas," ujar tim analis Goldman Sachs dalam catatan riset mereka.

Para analis Goldman Sachs menyatakan perusahaan-perusahaan minyak seperti Total, ENI, Galp, Lundin, dan Tullow akan menjadi pemenang pada pasar minyak saat ini. Pasalnya, perusahaan-perusahaan itu memiliki proyek-proyek besar yang tengah berjalan.

"Perusahaan-perusahan ini memiliki portfolio proyek yang terdiversifikasi yang berada di atas rata-rata tiga faktor kunci," ungkap tim analis Goldman Sachs.

Faktor-faktor tersebut antara lain material dan profitabilitas, peningkatan arus kas, dan peningkatan produksi.

Adapun di kawasan Amerika, perusahaan-perusahaan yang dinilai bakal jadi pemenang adalah EOG, Range Resources, Devon, Concho, Anadarko, dan Petrobras karena memiliki proyek-proyek terbaik.

(Baca: Goldman Sachs: 2018, Dunia Bakal Kembali Kebanjiran Pasokan Minyak)

Kompas TV Komitmen investasi terus digali antara Indonesia dan Arab Saudi. Salah satunya adalah yang dilakukan oleh perusahaan minyak dan gas Pertamina dengan Saudi Aramco. Nilai kerjasama yang mencapai 5 Miliar Dollar Amerika atau setara Rp 67 Triliun ini hanya untuk proyek kilang pemurnian milik Pertamina di Cilacap, Jawa Tengah. Kesepakatan yang diberikan oleh Aramco ini di bawah kesepakatan serupa dengan petronas yang mencapai 7 Miliar Dollar Amerika Serikat. Selain Pertamina, BUMN lain yang menyepakati investasi dengan investor Arab Saudi adalah Wijaya Karya. Wika akan berekspansi ke Arab Saudi, melalui Adil Makki Contracting Company, AMCO. Sebenarnya, kerja sama semacam ini bukan hal baru. Banyak perusahaan konstruksi asal Indonesia yang mendapat proyek besar di Arab Saudi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com