Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Promosi Investasi, BKPM Jalin Kerja Sama dengan Standard Chartered

Kompas.com - 31/05/2017, 15:20 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) dan Standard Chartered Bank Indonesia menjalin kerja sama promosi bersama dan pelayanan jasa perbankan.

Kerja sama tersebut ditandai dengan penandatangan nota kesepahaman antara Kepala BKPM Thomas Lembong dan Chief Executive Officer Standard Chartered Bank Indonesia Rino Donosepoetro.

Penandatangan nota kesepahaman ini sempat molor 2,5 jam dari agenda awal sekitar pukul 10.30 menjadi 12.30.

Dalam sambutannya, Thomas mengatakan, kerja sama ini merupakan salah satu langkah dalam membangun kerja sama dengan lembaga keuangan internasional.

"Ini merupakan salah satu upaya BKPM dalam rangka meningkatkan arus penanaman modal ke Indonesia," kata Thomas, di kantor BKPM, Jakarta Selatan, Rabu (31/5/2017).

Melalui nota kesepahaman ini, lanjut dia, juga akan memberi kemudahan jalur informasi investasi. Hal ini dapat semakin memudahkan investor asing untuk berinvestasi di Indonesia.

"Ini tentunya bagian dari upaya BKPM untuk menggandeng lembaga-lembaga finansial di sisi keuangan yang punya jaringan luas di seluruh dunia dan Standard Chartered punya keistimewaan itu. Karena memang mereka sangat kuat di negara-negara berkembang," kata Thomas.

Chief Executive Officer Standard Chartered Bank Indonesia Rino Donosepoetro menjelaskan, instansinya berkomitmen menjadi mitra strategis BKPM dan pemerintah untuk mendorong pertumbuhan ekonomi nasional. Terutama untuk sektor-sektor unggulannya, yaitu jaringan serta perdagangan internasional.

"Dengan memanfaatkan jaringan global yang kami miliki, Bank membantu pemerintah untuk mempromosikan potensi investasi yang kita miliki ke luar negeri," kata Rino.

Rino meyakini akan semakin banyak investor asing yang tertarik berinvestasi di Indonesia. Terlebih, Indonesia baru saja memperoleh predikat investment grade alias layak investasi atau investment grade dari lembaga pemeringkat internasional Standard & Poor's (S&P).

Predikat Indonesia naik menjadi BBB-/stable outlook per 19 Mei 2017.

"Kami yakin bahwa itu akan semakin menigkatkan kepercayaan investor ke Indonesia. Kami juga berterimakasih karena berkesempatan untuk bisa membantu mempromosikan potensi investasi ke Indonesia," kata Rino.

(Baca: BKPM Fasilitasi Perusahan Jepang Dapat Izin Pusat Logistik Berikat)

Kompas TV 2,4 Miliar Dollar Amerika Serikat atau setara dengan Rp 32 Triliun adalah kesepakatan kerja sama investasi yang digiring Kamar Dagang dan Industri Indonesia dengan para pengusaha asal saudi arabia. Kesepakatan kerja sama ini tersebar melalui beberapa sektor. Terutama properti di Arab dan wisata religius seperti umrah dan haji. Dari kesepakatan yang dicapai oleh Kadin kedua negara, tidak ada satu pun yang merambah sektor energi. Realisasi investasi ini bahkan tidak akan dilakukan dalam waktu dekat, melainkan paling cepat satu tahun mendatang. Dalam catatan BKPM, Arab Saudi bukanlah investor terbesar untuk Indonesia, bahkan posisinya buncit di rangking 57. Kadin menjelaskan, hal ini karena kurangnya komunikasi antar dua negara setelah komitmen dibuat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Melalui Pompanisasi, Mentan Amran Targetkan Petani di Lamongan Tanam Padi 3 Kali Setahun

Melalui Pompanisasi, Mentan Amran Targetkan Petani di Lamongan Tanam Padi 3 Kali Setahun

Whats New
Konflik Iran-Israel Bisa Picu Lonjakan Inflasi di Indonesia

Konflik Iran-Israel Bisa Picu Lonjakan Inflasi di Indonesia

Whats New
Kartu Prakerja Gelombang 66 Resmi Dibuka, Berikut Persyaratannya

Kartu Prakerja Gelombang 66 Resmi Dibuka, Berikut Persyaratannya

Whats New
Kemensos Buka 40.839 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Kemensos Buka 40.839 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Whats New
Pemudik Lebaran 2024 Capai 242 Juta Orang, Angka Kecelakaan Turun

Pemudik Lebaran 2024 Capai 242 Juta Orang, Angka Kecelakaan Turun

Whats New
Pasar Sekunder adalah Apa? Ini Pengertian dan Alur Transaksinya

Pasar Sekunder adalah Apa? Ini Pengertian dan Alur Transaksinya

Work Smart
Signifikansi 'Early Adopters' dan Upaya 'Crossing the Chasm' Koperasi Multi Pihak

Signifikansi "Early Adopters" dan Upaya "Crossing the Chasm" Koperasi Multi Pihak

Whats New
Rupiah Tertekan Dekati Rp 16.300 Per Dollar AS, BI Terus Intervensi Pasar

Rupiah Tertekan Dekati Rp 16.300 Per Dollar AS, BI Terus Intervensi Pasar

Whats New
Cara Gadai BPKB Motor di Pegadaian, Syarat, Bunga, dan Angsuran

Cara Gadai BPKB Motor di Pegadaian, Syarat, Bunga, dan Angsuran

Earn Smart
Harga Minyak Dunia Melonjak 3 Persen, Imbas Serangan Balasan Israel ke Iran

Harga Minyak Dunia Melonjak 3 Persen, Imbas Serangan Balasan Israel ke Iran

Whats New
Kembangkan Karier Pekerja, Bank Mandiri Raih Peringkat 1 Top Companies 2024 Versi LinkedIn

Kembangkan Karier Pekerja, Bank Mandiri Raih Peringkat 1 Top Companies 2024 Versi LinkedIn

Whats New
Cara Cek Angsuran KPR BCA secara 'Online' melalui myBCA

Cara Cek Angsuran KPR BCA secara "Online" melalui myBCA

Work Smart
10 Bandara Terbaik di Dunia Tahun 2024, Didominasi Asia

10 Bandara Terbaik di Dunia Tahun 2024, Didominasi Asia

Whats New
Rupiah Melemah, Utang Luar Negeri RI Naik Jadi Rp 6.588,89 Triliun

Rupiah Melemah, Utang Luar Negeri RI Naik Jadi Rp 6.588,89 Triliun

Whats New
Simak, Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di BCA hingga BNI

Simak, Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di BCA hingga BNI

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com