Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

BKPM Fokus Gaet Investor Asal Timur Tengah, India, Rusia, dan Afrika

Kompas.com - 31/05/2017, 20:59 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah mengincar investasi dari negara-negara nontradisional atau negara yang belum banyak berinvestasi di Indonesia.

Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Thomas Lembong mengatakan, hal tersebut merupakan instruksi Presiden Joko Widodo.

"Arahan Pak Presiden, 'Tolong, jangan terus atau rutin (gaet investor) dari negara yang lazim, tapi cari prospek-prospek yang baru'. Destinasi yang istilahnya Pak Presiden itu negara-negara non tradisional, seperti Timur Tengah, Rusia, India, dan Afrika," kata Thomas, kepada wartawan, di kantor BKPM, Jakarta Selatan, Rabu (31/5/2017).

(Baca: Pemerintah Siapkan Perlindungan Investasi untuk Investor Timur Tengah)

Salah satu langkah untuk menggaet investor-investor tersebut adalah melalui kerjasama dengan Standard Chartered Bank Indonesia.

Kata Thomas, Standard Chartered merupakan lembaga finansial yang sudah memiliki jaringan luas di seluruh dunia. Selain itu, kata dia, jaringan Standard Chartered kuat di negara-negara berkembang.

"Standard Chartered bank perintis yang sudah lama bergerak di India, Timur Tengah, dan Afrika, itu yang kami incar sekarang. Jadi akan semakin banyak juga arus modal antara negara berkembang," kata Thomas.

Menurut Thomas, Timur Tengah berpotensi berinvestasi pada proyek-proyek yang sudah berjalan. Investor Timur Tengah, lanjut dia, biasanya tak tertarik dengan proyek-proyek yang baru akan berjalan.

"Jadi, mereka cenderung masuk di proyek yang sudah berjalan, revenue atau omsetnya sudah stabil. Contohnya seperti proyek pariwisata, proyek infrastruktur yang sudah berjalan bisa juga, seperti bandara atau pelabuhan," kata Thomas.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com