Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

5 Berita Populer Ekonomi: Perjuangan Afi, Sri Mulyani yang Ghaib dan Curhat Susi

Kompas.com - 02/06/2017, 06:11 WIB
Aprillia Ika

Penulis

Berikut paparan dari Guru Besar Universitas Indonesia Rhenald Kasali.

(Baca: Benarkah Afi Melakukan Plagiarisme?)

3. Curhat Menteri Susi

Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiatuti kembali mengungkapkan curahan hatinya. Kali ini, dia menceritakan orang-orang yang mengkritik tajam kebijakan-kebijakannya.

(Baca: Menteri Susi Minta Urusan Cantrang Jangan Dijadikan Komoditas Politik)

Tidak lain dan tidak bukan orang yang mengkritik kebijakannya adalah Anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR).

Memang, anggota DPR akhir-akhir santer mengkritik keras kebijakan pemilik maskapai Susi Air ini.

Bagaimana curhat beliau? Baca di sini: Curahan Hati Menteri Susi yang Kebijakannya Selalu Dikritik

4. Uang NKRI Baru kok Jarang Terlihat?

Bank Indonesia (BI) telah mengedarkan uang rupiah tahun emisi 2016 sejak akhir tahun 2016 lalu. Akan tetapi, masih banyak masyarakat belum menggunakan uang baru tersebut lantaran masih jarang ditemui di mesin-mesin ATM perbankan.

(Baca: Banyak ATM Tak Gunakan Uang NKRI Baru, Ini Kata Gubernur BI)

Lalu, bagaimana penjelasan PT Bank mandiri (Persero) Tbk terkait kondisi tersebut?

Baca di sini: Uang NKRI Baru Jarang Ada di ATM, Ini Penjelasan Bank Mandiri)

5. "Top Up" Uang Elektronik, Kenapa Harus Kena Biaya?

Menurut Gubernur BI Agus DW Martowardojo, izin untuk bank dalam menarik biaya top up uang elektronik merupakan salah satu upaya percepatan penerapan transaksi nontunai di jalan tol.

(Baca: "Topup" Uang Elektronik Bakal Kena Biaya, Ini Kata Perbankan)

Sebab, pungutan biaya top up ini hanya untuk bank-bank yang berpartisipasi melayani transaksi di jalan tol.

Apa sebab BI mengizinkan bank menarik fee untuk top up uang elektronik?

Simak di sini: Siap-siap, "Top Up" Uang Elektronik Bakal Kena Biaya)

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com