Pangan dan Listrik
Ekonom Bank Permata Josua Pardede mengatakan, kenaikan sejumlah komoditas pangan dan tarif dasar listrik masih menjadi penyebab inflasi Mei.
Namun harga komoditas pangan yang melambung menjelang puasa, menjadi penyebab utama inflasi Mei.
(Baca: Kenaikan Tarif Listrik dan Persiapan Puasa Hantui Inflasi Jakarta)
Harga pangan yang naik cukup tinggi di bulan Mei lalu yaitu cabai merah 5,2 persen dibanding bulan sebelumnya.
Daging ayam naik 4,7 persen, telur ayam naik 4,3 persen, daging sapi naik 0,3 persen dan beras naik 0,3 persen dibanding bulan sebelumnya.
Sementara itu beberapa komoditas pangan turun harga di bulan Mei antara lain bawang merah dan cabai merah keriting.
"Inflasi Mei kami perkirakan mencapai 0,37 persen atau 4,31 persen year on year (YoY)," kata Josua.
Angka perkiraan Josua ini jauh lebih tinggi bila dibanding inflasi April 2017 yang tercatat sebesar 0,09 persen atau 4,17 persen YoY.
Ekonom Maybank Indonesia Juniman juga mengutarakan alasan yang sama. Juniman memperkirakan, inflasi Mei akan mencapai 0,38 persen atau 4,32 persen YoY.
Menurutnya, kenaikan tarif listik ditambah dengan kenaikan sejumlah harga pangan menjelang puasa, termasuk sayur-sayuran susu dan ikan menjadi penyebabnya.
Sementara itu Ekonom Standard Chartered Bank Aldian Taloputra memproyeksi inflasi Mei lebih tinggi lagi, yaitu mencapai 0,41 persen dengan inflasi tahunan Mei mencapai 4,34 persen YoY. (Adinda Ade Mustami)
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.