Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Harga Pangan Liar, Inflasi Bisa 5 Persen di Akhir 2017

Kompas.com - 02/06/2017, 08:00 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Inflasi sampai akhir tahun bisa mencapai 5 persen, atau lebih tinggi dari estimasi pemerintah, menurut pandangan sejumlah analis.

Hal ini terjadi, jika pemerintah tidak bisa mengendalikan harga bahan pangan yang mulai liar memasuki Ramadhan.

Ekonom Development Bank of Singapore (DBS) Gundy Cahyadi memproyeksikan, inflasi sampai akhir tahun akan mencapai 4,5 persen secara tahunan (YoY).

Namun, ia melihat masih adanya kemungkinan inflasi melebihi 5 persen di akhir tahun, jika inflasi pangan lebih meningkat.

(Baca: BI: Inflasi Mei Diperkirakan 0,27 Persen)

Dorongan harga pangan memang membuat inflasi mulai bulan Mei 2017 meningkat. Menurut Gundy, inflasi bulan Mei 2017 diperkirakan akan ada di kisaran 4,3 persen (YoY).

Dia memandang inflasi pangan termasuk makanan olahan sebesar 3,7 persen (YoY) di April 2017 telah mencapai titik terendah dalam lima tahun.

"Dengan dimulainya Ramadan di akhir bulan, kami memperkirakan inflasi pangan mencapai titik terendah di tahun ini," kata Gundy.

Kenaikan harga pangan terutama komponen pangan bergejolak atau volatile food terjadi seiring dengan kenaikan permintaan di bulan Ramadan.

Sejumlah ekonom rata-rata memproyeksikan indeks harga konsumen (IHK) Mei 2017 akan mengalami inflasi di kisaran 0,3 persen-0,4 persen.

Pangan dan Listrik

Ekonom Bank Permata Josua Pardede mengatakan, kenaikan sejumlah komoditas pangan dan tarif dasar listrik masih menjadi penyebab inflasi Mei.

Namun harga komoditas pangan yang melambung menjelang puasa, menjadi penyebab utama inflasi Mei.

(Baca: Kenaikan Tarif Listrik dan Persiapan Puasa Hantui Inflasi Jakarta)

Harga pangan yang naik cukup tinggi di bulan Mei lalu yaitu cabai merah 5,2 persen dibanding bulan sebelumnya.

Daging ayam naik 4,7 persen, telur ayam naik 4,3 persen, daging sapi naik 0,3 persen dan beras naik 0,3 persen dibanding bulan sebelumnya.

Sementara itu beberapa komoditas pangan turun harga di bulan Mei antara lain bawang merah dan cabai merah keriting.

"Inflasi Mei kami perkirakan mencapai 0,37 persen atau 4,31 persen year on year (YoY)," kata Josua.

Angka perkiraan Josua ini jauh lebih tinggi bila dibanding inflasi April 2017 yang tercatat sebesar 0,09 persen atau 4,17 persen YoY.

Ekonom Maybank Indonesia Juniman juga mengutarakan alasan yang sama. Juniman memperkirakan, inflasi Mei akan mencapai 0,38 persen atau 4,32 persen YoY.

Menurutnya, kenaikan tarif listik ditambah dengan kenaikan sejumlah harga pangan menjelang puasa, termasuk sayur-sayuran susu dan ikan menjadi penyebabnya.

Sementara itu Ekonom Standard Chartered Bank Aldian Taloputra memproyeksi inflasi Mei lebih tinggi lagi, yaitu mencapai 0,41 persen dengan inflasi tahunan Mei mencapai 4,34 persen YoY. (Adinda Ade Mustami)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com