JAKARTA, KOMPAS.com - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, data indeks harga konsumen (IHK) mengalami inflasi sebesar 0,39 persen pada Mei 2017. Angka ini naik signifikan dibandingkan inflasi April 2017 yang hanya 0,09 persen.
Menteri Koordinator Perekonomian Darmin Nasution menilai, angka inflasi Mei terlalu tinggi. Sebab pemerintah sudah menargetkan angka inflasi tetap di bawah 5 persen tahun ini.
"Inflasi 0,39 persen ya sedikit tinggi itu. Walaupun tidak tinggi sekali. Artinya untuk mencapai target di bawah 5 persen masih oke, tapi terlalu tinggi," ujar Darmin di Jakarta, Jumat (2/6/2017).
Menurut Menko Darmin, untuk mencapai target inflasi di bawah 5 persen dalam satu tahun, maka pemerintah harus mampu menjaga inflasi bulanan tidak lebih dari 0,4 persen.
Inflasi 0,39 persen pada Mei 2017 disebabkan gejolak harga bahan makanan. Namun pemerintah menuturkan perlu melihat lebih dalam apa saja komoditas penyumbang inflasi tersebut.
"Ya kesimpulannya, masih dalam range yang cukup baik. Tetapi (Inflasi) sudah mulai mentok," kata Darmin.
Sebelumnya, BPS mengungkapkan, inflasi Mei didorong oleh sumbangsih pengeluaran bahan makanan mencapai 0,17 persen terhadap inflasi Mei 2017.
Gejolak harga yang terjadi antara lain bawang putih, telur ayam, daging ayam, beras, daging sapi, dan jengkol. Adapun pengeluaran perumahan, air, listrik, gas, dan BBM menyumbang inflasi 0,09 persen.
Kenaikan tarif listrik jadi penyebab besarnya infeksi pada komponen ini. Sementara kelompok bahan makan jadi, minuman, rokok, dan tembakau menyumbang inflasi 0,06. Adapun inflasi kelompok pengeluaran lainnya bila digabungkan hanya mencapai 0,07 persen.
(Baca: Harga Pangan Liar, Inflasi Bisa 5 Persen di Akhir 2017)
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.