Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Apa Kunci Sukses Usaha pada Abad Ke-21?

Kompas.com - 02/06/2017, 16:51 WIB
Sri Noviyanti

Penulis


BANGKOK, KOMPAS.com - 
Penerapan good corporate governance atau tata kelola perusahaan yang baik digadang-gadang jadi kunci sukses bisnis di abad 21. Akan tetapi, bagian mana yang harus jadi fokus usaha?

"Tata kelola perusahaan yang baik dikatakan berhasil terwujud bila sebuah perusahaan bisa membuat bisnisnya berkelanjutan," ujar. Secretary General Securities and Exchange Commission Thailand, Rapee Sucharitakul, di Bangkok, Thailand, Jumat (2/6/2017).

Artinya, lanjut Rapee, perusahaan sebagai korporasi tak hanya memanfaatkan peluang ekonomi dengan meraup untung saja.

Korporasi, kata dia, juga harus punya tanggung jawab terhadap sosial dan lingkungannya, sehingga operasional perusahaan bisa terus berkelanjutan.

“Untuk merealisasikannya, kita (perusahan) harus kembali pada filsafat kecukupan ekonomi,” ujar Rapee di depan forum International CSR Summit (ICS) 2017.

Di hadapan ratusan pemimpin bisnis, khususnya mereka yang berada di belakang ide tanggung jawab sosial perusahaan, Rapee mengupas filosofi kecukupan yang dia maksud.

Rapee menuturkan, filosofi kecukupan ekonomi atau Sufficient Economy Philosophy (SEP) sudah populer di Thailand. Sistem itu bahkan merupakan fondasi ekonomi di Negeri Gajah Putih dan sudah diterapkan selama beberapa dekade.

Menurut Rapee, SEP dicetuskan oleh mendiang Raja Bhumibol Adulyadej. Dalam filosofi itu, semua hal yang terkait keputusan ekonomi di negaranya akan dilandaskan pada asas kecukupan.

Karenanya, kata Rapee, perusahaan tidak diperkenankan untuk mengeksploitasi sesama dan menyia-nyiakan Sumber Daya Alam (SDA).

Perusahaan di Thailand, ujar dia, akan fokus pada pemenuhan kebutuhan masyarakat setempat terlebih dahulu sebelum berpikir dan melakukan ekspor.

KOMPAS.com/SRI NOVIYANTI Rapee Sucharitakul selaku Secretary General, Securities and Exchange Commission, Thailand, menjadi salah satu pembicara pada International CSR Summit 2017 yang diselenggarakan di Bangkok, Jumat (2/6/2017).

Rapee pun bertutur, perusahaan di Thailand tidak menelan mentah-mentah konsep usaha global.

Di sana, perusahaan akan mengedepankan prinsip keberlanjutan dengan mengoptimalkan nilai-nilai kearifan lokal dan kecukupan semua lapisan masyarakat setempat.

“Data Corporate Governance Watch 2016 menunjukkan bahwa tata kelola perusahaan makro Thailand berada pada nilai yang konsisten (keberhasilannya), yakni mencapai 58 persen,” sebut Rapee.

Penerapan SEP, imbuh Rapee, juga merupakan kunci di balik perwujudan good corporate governance pemerintahnya yang membuat ekonomi negara itu bertahan di tengah persaingan global abad ke-21.

“(Capaian itu) tak ada hubungannya dengan keyakinan banyak negara di Asia—termasuk Thailand—bahwa perusahaan yang manajemennya dipegang oleh keluarga yang akan bertahan,” tambahnya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Mata Uang Italia Sekarang dan Sebelum Gabung Uni Eropa

Mata Uang Italia Sekarang dan Sebelum Gabung Uni Eropa

Whats New
Satgas Pasti Temukan 100 Penipuan Bermodus Duplikasi Lembaga Keuangan

Satgas Pasti Temukan 100 Penipuan Bermodus Duplikasi Lembaga Keuangan

Whats New
Erick Thohir Minta BUMN Optimalisasi Pembelian Dollar AS, Ini Kata Menko Airlangga

Erick Thohir Minta BUMN Optimalisasi Pembelian Dollar AS, Ini Kata Menko Airlangga

Whats New
Pelemahan Rupiah Bakal Berdampak pada Harga Barang Impor sampai Beras

Pelemahan Rupiah Bakal Berdampak pada Harga Barang Impor sampai Beras

Whats New
Apa Mata Uang Brunei Darussalam dan Nilai Tukarnya ke Rupiah?

Apa Mata Uang Brunei Darussalam dan Nilai Tukarnya ke Rupiah?

Whats New
Posko Ditutup, Kemenaker Catat 965 Perusahaan Tunggak Bayar THR 2024

Posko Ditutup, Kemenaker Catat 965 Perusahaan Tunggak Bayar THR 2024

Whats New
Antisipasi El Nino, Kementan Dorong 4 Kabupaten Ini Percepatan Tanam Padi

Antisipasi El Nino, Kementan Dorong 4 Kabupaten Ini Percepatan Tanam Padi

Whats New
Laba RMKE Cetak Laba Bersih Rp 302,8 Miliar pada 2023

Laba RMKE Cetak Laba Bersih Rp 302,8 Miliar pada 2023

Whats New
Perputaran Uang Judi Online di RI sampai Rp 327 Triliun Setahun

Perputaran Uang Judi Online di RI sampai Rp 327 Triliun Setahun

Whats New
Bapanas Pastikan Konflik Israel-Iran Tak Pengaruhi Masuknya Komoditas Pangan yang Rutin Diimpor

Bapanas Pastikan Konflik Israel-Iran Tak Pengaruhi Masuknya Komoditas Pangan yang Rutin Diimpor

Whats New
Pasca Akuisisi BPR, KoinWorks Fokus Inovasi dan Efisiensi Tahun Ini

Pasca Akuisisi BPR, KoinWorks Fokus Inovasi dan Efisiensi Tahun Ini

Whats New
Lion Air Bantah 2 Pegawai yang Ditangkap Menyelundupkan Narkoba Merupakan Pegawainya

Lion Air Bantah 2 Pegawai yang Ditangkap Menyelundupkan Narkoba Merupakan Pegawainya

Whats New
Indofarma Akui Belum Bayar Gaji Karyawan Periode Maret 2024, Mengapa?

Indofarma Akui Belum Bayar Gaji Karyawan Periode Maret 2024, Mengapa?

Whats New
Pesetujuan KPR BSI Kini Hanya Butuh Waktu Satu Hari

Pesetujuan KPR BSI Kini Hanya Butuh Waktu Satu Hari

Spend Smart
Bank Sentral Inggris Diprediksi Pangkas Suku Bunga pada Mei 2024

Bank Sentral Inggris Diprediksi Pangkas Suku Bunga pada Mei 2024

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com