Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Badan Siber dan Sandi Negara Diharap Jadi Benteng Internet Indonesia

Kompas.com - 05/06/2017, 11:55 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Maraknya kejahatan yang menggunakan celah keamanan siber di internet membuat resah banyak pihak. Misalnya saja kalangan perbankan dan nasabah. 

(Baca: Perbankan Harus Bersiap Hadapi Serangan Lain Pasca Ransomware WannaCry)

Bahkan beberapa waktu lalu,situs operator telekomunikasi juga dibobol peretas (hacker) dan beberapa rumah sakit terkena serangan virus Ransomware WannaCry. 

Tidak heran jika bank sebesar PT Bank Mandiri Tbk bahkan sampai merekurt sejumlah hacker yang khusus mengetes sistem IT-nya, atau "penetration testing". Bank Mandiri juga menganggarkan dana 20 juta dollar AS per tahun untuk pembaharuan sistem IT.

(Baca: "Penetration Testing", Posisi Baru di Bank Buat "Hacker")

Akhirnya, beberapa waktu lalu Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) diresmikan. Ruby Alamsyah, pakar bidang ilmu forensik digital dari Universitas Gunadarma, yang turut serta dalam pembentukan BSSN ini, turut berkomentar.

Menurut dia, pembentukan BSSN memang terlambat sebab sudah dicanangkan sejak 2013 namun baru diresmikan di 2017. Padahal, di sisi lain, kejahatan siber terus tumbuh dan peretas pun semakin canggih.

Berdasarkan Perpres Nomor 53 Tahun 2017 tentang Badan Siber dan Sandi Negara, badan tersebut paling lambat beroperasi empat bulan sejak diundangkan.

Dengan kata lain, di bulan September tahun ini 'benteng internet' kepunyaan Indonesia akan tegak berdiri.

Menurut Ruby, dorongan untuk mempercepat pengoperasian BSSN ini karena semakin masifnya kebutuhan keamanan siber. Nantinya BSSN dapat dimanfaatkan untuk menjaga sektor-sektor penting.

"Misal, menjaga infrastruktur krusial, mulai dari sektor keuangan, transportasi, dan segala bentuk yang perlu dijaga data-data milik kita dari penyerangan dari luar," ujar Ruby, yang alumni TI Universitas Gunadarma ini melalui keterangannya, Minggu (4/6/2017).

Dengan demikian, Ruby mengharapkan BSSN yang dulu digandang-gandang bernama Badan Siber Nasional (Basinas) ini untuk memitigasi risiko serangan siber hingga pemulihan (recovery) pasca serangan siber.

"Menjaga kedaulatan internet kita yang tidak hanya fisik tapi juga di dunia maya juga harus berdaulat. Jangan sampai disusupi pihak asing dan mengambil data-data kita," lanjut dia.

Menurut paparan Ruby, BSSN akan dikepalai seorang aparat dari kalangan TNI, kepolisian atau PNS aktif. Hal tersebut tertuang dalam Perpres Nomor 53 Pasal 48.

"Kepala BSSN ini harus berasal dari TNI, Polri, dan PNS yang masih aktif, itu syaratnya. Kalau ada kalangan eksternal boleh mengajukan tapi nanti di bawah Kepala," ujar Ruby yang masih aktif mengajar di Universitas Gunadarma ini.

(Baca: Badan Siber dan Sandi Negara Resmi Didirikan)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pembiayaan Kendaraan Listrik BSI Melejit di Awal 2024

Pembiayaan Kendaraan Listrik BSI Melejit di Awal 2024

Whats New
Peringati Hari Bumi, Karyawan Blibli Tiket Donasi Limbah Fesyen

Peringati Hari Bumi, Karyawan Blibli Tiket Donasi Limbah Fesyen

Whats New
Great Eastern Hadirkan Asuransi Kendaraan Listrik, Tanggung Kerusakan sampai Kecelakaan Diri

Great Eastern Hadirkan Asuransi Kendaraan Listrik, Tanggung Kerusakan sampai Kecelakaan Diri

Earn Smart
Setelah Akuisisi, Mandala Finance Masih Fokus ke Bisnis Kendaraan Roda Dua

Setelah Akuisisi, Mandala Finance Masih Fokus ke Bisnis Kendaraan Roda Dua

Whats New
KKP Gandeng Kejagung untuk Kawal Implementasi Aturan Tata Kelola Lobster

KKP Gandeng Kejagung untuk Kawal Implementasi Aturan Tata Kelola Lobster

Whats New
Pengusaha Harap Putusan MK soal Pilpres Dapat Ciptakan Iklim Investasi Stabil

Pengusaha Harap Putusan MK soal Pilpres Dapat Ciptakan Iklim Investasi Stabil

Whats New
IHSG dan Rupiah Kompak Menguat di Akhir Sesi 23 April 2024

IHSG dan Rupiah Kompak Menguat di Akhir Sesi 23 April 2024

Whats New
Rupiah Diramal Bisa Kembali Menguat di Bawah Rp 16.000 Tahun Ini

Rupiah Diramal Bisa Kembali Menguat di Bawah Rp 16.000 Tahun Ini

Whats New
Bagaimana Prospek IPO di Indonesia Tahun Ini Usai Pemilu?

Bagaimana Prospek IPO di Indonesia Tahun Ini Usai Pemilu?

Whats New
Harga Makanan Global Diperkirakan Turun, Konsumen Bakal Lega

Harga Makanan Global Diperkirakan Turun, Konsumen Bakal Lega

Whats New
Laba Bersih Astra Agro Lestari Turun 38,8 Persen, Soroti Dampak El Nino

Laba Bersih Astra Agro Lestari Turun 38,8 Persen, Soroti Dampak El Nino

Whats New
Naik, Pemerintah Tetapkan Harga Acuan Batu Bara hingga Emas April 2024

Naik, Pemerintah Tetapkan Harga Acuan Batu Bara hingga Emas April 2024

Whats New
Alasan Mandala Finance Tak Bagi Dividen untuk Tahun Buku 2023

Alasan Mandala Finance Tak Bagi Dividen untuk Tahun Buku 2023

Whats New
Efek Panjang Pandemi, Laba Bersih Mandala Finance Turun 35,78 Persen

Efek Panjang Pandemi, Laba Bersih Mandala Finance Turun 35,78 Persen

Whats New
Heboh soal Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta, Cek Ketentuannya

Heboh soal Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta, Cek Ketentuannya

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com