Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Luhut Ajak ASEAN Tanggulangi Masalah Sampah Plastik di Laut

Kompas.com - 06/06/2017, 12:00 WIB
Moh. Nadlir

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman, Luhut Binsar Pandjaitan mengajak seluruh negara di kawasan Asia Tenggara atau ASEAN untuk bekerja sama menanggulangi masalah sampah plastik di laut secara bersama-sama.

Menurut Luhut, kerugian yang ditimbulkan akibat sampah plastik laut tersebut telah mencapai 1,2 miliar dollar AS, dan meliputi berbagai bidang seperti perikanan, perkapalan, pariwisata dan bisnis asuransi.

"Ini bisa berujung kepada malapetaka jika kita tidak segera bergerak karena pengangguran bisa menimbulkan masalah kemiskinan dan sosial dan akan berujung pada radikalisme dan terorisme,” ujar Luhut dalam keterangannya, Selasa (6/6/2017).

Luhut menegaskan, masalah pencemaran laut adalah tantangan lintas batas negara yang harus ditangani secara efektif demi mencapai pembangunan laut yang berkelanjutan. Terlebih, kata Luhut, tak sedikit dari negara-negara ASEAN merupakan eksportir utama produk makanan laut dan juga kelautan.

Menurut dia, secara strategis, kerja sama kelautan untuk menyelesaikan masalah plastik laut dapat menjadi pondasi yang kuat untuk memperkuat kerja sama kelautan yang ada.

"Ini untuk juga menjembatani perbedaan pandangan negara-negara tersebut tentang pengelolaan limbah, seperti pelaksanaan Proyek Limbah ke Energi dan kerja sama di bidang pengelolaan limbah seperti investasi,” tambah Luhut.

Pengelolaan limbah ke energi tersebut, menurut Luhut bisa menjadi pendorong ekonomi baru dan merangsang keterlibatan sektor swasta yang secara langsung menguntungkan masyarakat.

"Intinya, negara dapat mendorong pertumbuhan ekonomi dengan mengurangi eksternalitas negatif terhadap lingkungan, sehingga menyajikan contoh konkret pembangunan berkelanjutan," kata dia.

Luhut mengatakan, ASEAN harus memiliki pandangan yang sama dalam masalah ini. Di Indonesia sendiri kata Luhut, Pemerintah telah menjalin kerjasama dengan Bank Dunia dan Pemerintah Denmark untuk mengadakan penelitian di 15 lokasi di seluruh Tanah Air.

Pemerintah juga mengadakan kerja sama dengan Amerika Serikat untuk meneliti ikan yang mengkonsumsi plastik di laut.

Luhut juga mengatakan, pihaknya secara nyata juga telah membuat analisa dan membuat beberapa rencana aksi untuk mengatasi persoalan sampah plastik di laut.

"Beberapa penelitian menunjukkan bahwa sampah plastik juga banyak dibuang dari kapal-kapal di perairan. Sampah plastik di dunia ini ternyata dua pertiganya datang dari perairan Asia Selatan," kata Luhut.

(Baca: Luhut: Sampah Musuh Bersama, Tak Ada Urusan dengan Agama dan Suku)

Kompas TV Berdamai dengan Sampah Plastik

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Cara Cek Formasi CPNS dan PPPK 2024 di SSCASN

Cara Cek Formasi CPNS dan PPPK 2024 di SSCASN

Whats New
Pertamina Patra Niaga Apresiasi Polisi Ungkap Kasus BBM Dicampur Air di SPBU

Pertamina Patra Niaga Apresiasi Polisi Ungkap Kasus BBM Dicampur Air di SPBU

Whats New
HMSP Tambah Kemitraan dengan Pengusaha Daerah di Karanganyar untuk Produksi SKT

HMSP Tambah Kemitraan dengan Pengusaha Daerah di Karanganyar untuk Produksi SKT

Whats New
BCA Finance Buka Lowongan Kerja untuk D3-S1 Semua Jurusan, Cek Syaratnya

BCA Finance Buka Lowongan Kerja untuk D3-S1 Semua Jurusan, Cek Syaratnya

Work Smart
Pemerintah Sebut Tarif Listrik Seharusnya Naik pada April hingga Juni 2024

Pemerintah Sebut Tarif Listrik Seharusnya Naik pada April hingga Juni 2024

Whats New
Jasa Marga: 109.445 Kendaraan Tinggalkan Jabotabek Selama Libur Panjang Paskah 2024

Jasa Marga: 109.445 Kendaraan Tinggalkan Jabotabek Selama Libur Panjang Paskah 2024

Whats New
Survei Prudential: 68 Persen Warga RI Pertimbangkan Proteksi dari Risiko Kesehatan

Survei Prudential: 68 Persen Warga RI Pertimbangkan Proteksi dari Risiko Kesehatan

Earn Smart
7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

Whats New
'Regulatory Sandbox' Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

"Regulatory Sandbox" Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

Whats New
IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

Whats New
Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Whats New
Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Whats New
Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Whats New
Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Whats New
Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com