LONDON, KOMPAS.com - Kejahatan siber yang menimpa perbankan yang menggunakan sistem SWIFT (Society for Worldwide Interbank Financial Telecommunication) membuat perbankan rugi besar pada 2016 lalu. Tak hanya itu, SWIFt sebagai penyedia layanan keamanan juga merugi.
Sistem SWIFT merupakan sistem pengelolaan uang yang digunakan perbankan untuk lalu lintas triliunan dollar uang setiap harinya. Sejumlah bank sentral merupakan pengguna sistem ini. Kantor pusat layanan ini berada di Belgia.
Pada Februari tahun lalu, peretas atau hacker sukses mencuri 81 juta dollar AS dari bank sentral Bangladesh. Caranya, yakni dengan masuk ke sistem terminal SWIFT.
Hal ini menimbulkan keterkejutan banyak pihak sebab sistem SWIFt ini merupakan sistem teraman untuk perbankan.
Di sisi lain, lalu lintas pergerakan uang juga mencapai puncak di Juni tahun lalu, mencapai 30 juta pesan.
Pada 2016, laba sebelum pajak dan rabat SWIFT ke penggunanya turun 31 persen ke level 53 juta dollar AS.
Yawar Shah, Chairman SWIFT, berjanji pihaknya akan terus berupaya untuk mencapai target keamanan penggunanya. Menurut dia, SWIFT saat ini mengembangkan sistem keamanan yang lebih canggih sejak banjir kritik akibat peretasan.
(Baca: "Hacker" Bank Sentral Banglades Juga Serang Sejumlah Bank di Asia Tenggara)
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanDapatkan informasi dan insight pilihan redaksi Kompas.com
Daftarkan EmailPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.