Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Keramba Jaring Apung Buatan Bandung Barat Tembus Pasar Dunia

Kompas.com - 18/06/2017, 15:30 WIB
Dendi Ramdhani

Penulis

BANDUNG, KOMPAS.com - Salah satu perusahaan asal Kabupaten Bandung Barat, PT Gani Arta Dwitunggal, sukses berinovasi dengan membuat keramba jaring apung (KJA) berteknologi tinggi.

Keramba buatan warga lokal yang diberi nama Jaring Apung Offshore Submersible Aquatec itu kini siap menembus pasar dunia.

Sabtu (17/6/2017) siang, pihak perusahaan secara resmi merilis satu kontainer jaring apung untuk dikirim ke Provinsi Hainan, China.

Material KJA Offshore Submersible sendiri High Density Polyethylene (HDPE), jenis plastik yang ramah lingkungan.

President Director PT Gani Arta Dwitunggal, Budiprawira Sunadim mengatakan, seluruh produksi KJA menggunakan bahan baku yang diproduksi sendiri dari tangan para pekerja lokal.

"Kami menciptakan KJA tersebut melalui penelitian dan uji coba yang sudah dilakukan kurang lebih hampir satu tahun di beberapa tempat di Indonesia. Bahan baku KJA Offshore Submersible sendiri berasal dari High Density Polyethylene (HDPE) yang ramah lingkungan," ucap Budi kepada wartawan dalam acara ekspor perdana KJA Offshore Submersible di Kantor, PT Gani Arta Dwitunggal, Jawa Barat, Sabtu (17/6/2017).

Dibandingnkan dengan keramba dari Eropa, KJA Offshore Submersible memiliki sejumlah keunggulan. Diantaranya, KJA Offshore Submersible merupakan keramba dengan desain sederhana namun kokoh, bisa dirakit oleh pengguna dengan waktu singkat, serta memiliki harga paling murah di dunia.

Bahkan, KJA tersebut bisa timbul dan tenggelam dengan waktu sekitar lima menit serta tahan cuaca ekstrem.

"Harga KJA kita lebih murah dibandingkan KJA pabrikan Eropa. 8 lubang KJA Offshore Submersible yang dibeli pemerintah dari Norwegia beberapa waktu lalu mencapai angka Rp 45 miliar, sedangkan KJA yang kami produksi dijual dengan harga sepertiganya. Daya tahan KJA kami bisa sampai 30 tahun," tuturnya.

Sebelumnya, kata Budi, KJA Offshore Submersible telah banyak dipesan oleh negara Asia Tenggara dan Afrika.

Salah satu perusahaan swasta asal China pun terpikat untuk menggunakan KJA lantaran dinilai cocok dengan kondisi laut China yang sering terkena taifun dengan ombak rata-rata setinggi 11 meter. Apalagi taifun diprediksi menerjang wilayah Tiongkok pada bulan Juli mendatang.

"Keramba ini akan dipasang di Provinsi Hainan-Tiongkok dan langsung akan menghadapi ombak laut lepas dan akan terjadi badai Taifun pada akhir Juli," kata Budi.

Budi memaparkan, ide pembuatan KJA Offshore Submersible AquaTec dilatarbelakangi atas keresahannya melihat kondisi KJA di pesisir pantai sudah mulai penuh dan jenuh. Sebab itu, ia berpikir lokasi budidaya harus mulai pindah ke tempat yang gelombangnya lebih besar di lepas pantai (offshore).

"Kami menciptakan KJA tersebut melalui penelitian dan uji coba yang sudah dilakukan kurang lebih hampir satu tahun di beberapa tempat di Indonesia seperti di Lampung dan Bali, " jelasnya.

Andi Yuslim Patawari, salah seorang peneliti, mengatakan inovasi KJA Offshore Submersible dalam penyediaan teknologi sarana dan prasarana dermaga apung, jukung dan perhubungan patut diapresiasi. Apalagi kondisi jaring apung di pesisir pantai sudah mulai jenuh.

"Ini pengakuan dunia bahwa produk dalam negeri kita diterima pasar internasional. Harapannya pemerintah bisa memperhatikan produk dalam negeri ciptaan anak bangsa," jelasnya. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Whats New
Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Angkutan Lebaran 2024

Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Angkutan Lebaran 2024

Whats New
Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Whats New
Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Whats New
Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Whats New
Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

BrandzView
Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Whats New
Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Whats New
Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Whats New
Puasa Itu Berhemat atau Boros?

Puasa Itu Berhemat atau Boros?

Spend Smart
Kadin Proyeksi Perputaran Uang Saat Ramadhan-Lebaran 2024 Mencapai Rp 157,3 Triliun

Kadin Proyeksi Perputaran Uang Saat Ramadhan-Lebaran 2024 Mencapai Rp 157,3 Triliun

Whats New
Kebutuhan Dalam Negeri Jadi Prioritas Komersialisasi Migas

Kebutuhan Dalam Negeri Jadi Prioritas Komersialisasi Migas

Whats New
Ratusan Sapi Impor Asal Australia Mati Saat Menuju RI, Badan Karantina Duga gara-gara Penyakit Botulisme

Ratusan Sapi Impor Asal Australia Mati Saat Menuju RI, Badan Karantina Duga gara-gara Penyakit Botulisme

Whats New
Watsons Buka 3 Gerai di Medan dan Batam, Ada Diskon hingga 50 Persen

Watsons Buka 3 Gerai di Medan dan Batam, Ada Diskon hingga 50 Persen

Spend Smart
Utang Pemerintah Kian Bengkak, Per Februari Tembus Rp 8.319,22 Triliun

Utang Pemerintah Kian Bengkak, Per Februari Tembus Rp 8.319,22 Triliun

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com