Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kejar Penambahan Rasio Elektrifikasi, PLN Sekarang Harus "Jemput Bola"

Kompas.com - 20/06/2017, 21:15 WIB
Aprillia Ika

Penulis

AMBON, KOMPAS.com - PT PLN (Persero) kini memiliki mindset atau pola pikir berbeda dalam membangun jaringan listriknya. Jika dulu PLN lebih sering menunggu pengajuan dari masyarakat, kini PLN harus proaktif memasangkan listrik ke masyarakat.

Hal itu dinyatakan oleh Direktur Regional Maluku Papua Haryanto WS saat menyampaikan pidato sambutannya pada acara Groundbreaking Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Tulehu di Ambon, Selasa (20/6/2017).

"Ada perubahan mindset, PLN yang biasanya menunggu, dengan program pemerintah sekarang diminta ekspansif untuk mengejar pelanggan dan menyediakan listrik," kata Haryanto.

Jika dulu, satu sambungan butuh waktu antara 3 tahun-4 tahun. Sehingga, masyarakat bisa mengumpulkan dana untuk menyambung listrik PLN. Tapi karena saat ini PLN diinta untuk ekspansif, maka PLN akan melakukan sambungan tanpa diminta.

Menurut dia, hal itu menimbulkan pekerjaan rumah baru yakni bagaimana agar pemerintah daerah mau memberikan subsidi pemasangan atau penyambungan jaringan listrik, yang nilainya sekitar Rp 500.000 per sambungan.

"Kemampuan masyarakat untuk menyambung listrik perlu bantuan. Di salah satu pulau, kami mengestimasi pelanggan potensial mencapai 220 kepala keluarga. Tapi saat ini baru tersambung 60 kepala keluarga. Haraoan kami ada bantuan penyambungan listrik PLN. Tanpa ada dana dampingan ini, fasilitas kelistrikan PLN tidak terserap optimal," papar dia.

Haryanto menambahkan, pihaknya mengapresiasi kesigapan pemerintah daerah Maluku yang banyak membantu PLN, terutama dalam hal pemberian tanah hibah untuk pembangunan infrastruktur kelistrikan di Ambon.

Dia menargetkan, sampai 2019 mendatang rasio elektrifkasi di Maluku akan mencapai 90 persen dari saat ini 78 persen. Hingga 2019, PLN menargetkan akan mengalirkan listrik ke 277 desa, atau sekitar 90 desa baru per tahun.

"Untuk wilayah Maluku dan Papua, kami targetkan 25.000 sambungan baru. Hingga pertengahan tahun, sudah tersambung 17.000 sambungan listrik baru. Pertumbuhan penjualan listrik PLN di wilayah ini mencapai 8 persen, sementara khusus di Maluku hanya sekitar 4 persen karena lebih untuk konsumsi rumah tangga," ujarnya.

Menanggapi permintaan PLN tersebut, Wakil Gubernur Maluku Zeth Sahuburua mengatakan bahwa anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD) Maluku per tahun hanya Rp 2,8 triliun. Dari jumlah itu, kebanyakan terserap untuk gaji pegawai sehingga hanya tersisa untuk pembangunan hanya Rp 1,4 triliun saja. 

"Dengan sisa dana yang ada, susah bagi kami untuk melakukan banyak hal. Selama ini anggaran diberikan berdasarkan luas wilayah. Padahal 90 persen luas wilayah Maluku adalah laut, bukan daratan. Dari 1.300-an pulau, hanya 134 pulau yang didiami dan hanya ada 4 pulau besar," ujar dia. 

Namun Zeth mengaku mengapresiasi program kelistrikan pemerintah pusat yang sangat besar untuk membangun Maluku.

Karena belum mampu membantu secara dana, saat ini Maluku menyiapkan banyak sumber daya manusia untuk disekolahkan ke sejumlah universitas top di tanah air sebagai antisipasi sumber daya yang akan mengelola sumber-sumber energi di Maluku, termasuk untuk blok gas abadi Masela. 

"Dengan beroperasinya PLTP Tulehu, pasokan listrik di Maluku akan naik. Sudah ada 27 investor yang tertarik berinvestasi ke Maluku. Setelah Lebaran kami akan melakukan pertemuan. Dengan demikian listrik PLN dan kemanfaatannya di Maluku bisa cepat dirasakan semua pihak," kata dia. 

PLTP Tulehu

Halaman:

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Survei Prudential: 68 Persen Warga RI Pertimbangkan Proteksi dari Risiko Kesehatan

Survei Prudential: 68 Persen Warga RI Pertimbangkan Proteksi dari Risiko Kesehatan

Earn Smart
7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

Whats New
'Regulatory Sandbox' Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

"Regulatory Sandbox" Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

Whats New
IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

Whats New
Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Whats New
Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Whats New
Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Whats New
Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Whats New
Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Whats New
Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Whats New
Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

BrandzView
Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Whats New
Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Whats New
Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Whats New
Puasa Itu Berhemat atau Boros?

Puasa Itu Berhemat atau Boros?

Spend Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com