Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PLN Berharap Gangguan Listrik Akibat Balon Udara Tak Terjadi Lagi

Kompas.com - 28/06/2017, 10:47 WIB
Moh. Nadlir

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Di Wonosobo, Jawa Tengah, melepaskan balon udara menjelang dan saat Hari Raya Idul Fitri merupakan tradisi tahunan Masyarakat. Sayangnya, tradisi itu punya potensi bahaya mengganggu suplai listrik yang ada.

General Manajer PLN Transmisi Jawa Bagian Tengah, Edwin Nugraha Putra mengatakan bahwa bahaya yang ditimbulkan dari balon udara yang bisa terbang hingga ketinggian 40.000 kaki atau 12.000 meter tersebut adalah tersangkut di Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) milik PLN.

Selama ini, kata Edwin, kasus tersangkutnya balon udara di SUTT sering terjadi. Karenanya, PLN berharap kejadian seperti itu tidak terulang kembali.

"Apalagi mengingat pemerintah daerah setempat juga yang sudah mengeluarkan surat larangan untuk melepaskan balon udara tersebut," kata Edwin dalam keterangannya, Rabu (28/6/2017).

Terbaru, ia mencontohkan, adanya balon udara yang kembali tersangkut di jaringan transmisi Wonosobo - Secang. Meski kejadian ini tidak menyebabkan pemadaman di pelanggan, namun jaringan transmisi harus dipadamkan.

"PLN pun gerak cepat dengan menerjunkan Regu pemeliharaan Base Camp Salatiga. Sesaat setelah kejadian, Tim pemeliharaan di base camp langsung menuju lokasi. Penurunan balon tersebut membutuhkan waktu selama 3 jam," kata dia.

Sebelumnya, dua buah balon udara yang tersangkut di SUTT menyebabkan gangguan pada SUTT di transmisi Wonosobo-Merica. Akibatnya, 3 Gardu Induk (GI), yakni GI Wonosobo, Garung, dan Dieng serta beberapa pelanggan mengalami pemadaman sebesar 30 MW.

Untuk mengatasi gangguan tersebut, PLN telah menerjunkan tim. Proses pemulihan ini berlangsung kurang lebih 3,5 sampai dengan 5 jam bergantung lokasi dan beratnya medan yang ditempuh.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


28th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com