Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Apakah Ransomware Petya Sudah Serang Indonesia?

Kompas.com - 03/07/2017, 12:00 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Beberapa waktu, sistem teknologi informasi (TI) di dunia sempat geger lantaran menjangkitnya ransomware Wannacry. Kini, sistem TI global kembali dibuat waswas lantaran ransomware lainnya bernama Petya juga menyebar.

Dikabarkan, ransomware Petya ini jauh lebih berbahaya dibandingkan Wannacry yang sudah menyerang terlebih dahulu.

Bagaimana sebenarnya cara kerja ransomware ini?

Ahli forensik digital dari Universitas Gunadarma Ruby Alamsyah menyatakan, dilihat dari kronologi dan pola penyebaran awalnya, ransomware Petya pertama kali beredar di Ukraina.

Penyebarannya melalui celah keamanan pada perangkat lunak (software) akunting buatan Ukrainan bernama MeDoc. Kemudian, Petya akan menginfeksi ke jaringan lokal pada jaringan komputer tersebut.

"Korban masih lebih banyak terfokus di Ukraina, Ruaia, Eropa, dan Amerika yang kemungkinan menggunakan sistem serupa," jelas Ruby kepada Kompas.com, akhir pekan lalu.

Lalu, apakah ransomware Petya sudah menyerang Indonesia? Menurut Ruby, belum ada indikasi ransomware ini telah menjangkit di Indonesia.

"Dengan sudah berlangsungnya lebih dari 3 hari sejak penyebaran pertama, sepertinya kemungkinan kecil Indonesia akan kena dampak yang besar terhadap Petya ini," ungkap Ruby.

Lebih lanjut, Ruby menuturkan, belum dapat dipastikan seratus persen bahwa Petya adalah ransomware.

Pasalnya, ditemukan data dari pola penginfeksian kepada komputer korban bahwa Petya kemungkinan besar tidak melakukan enkripsi Master File Table (MFT) dan Master Boot Record (MBR), namun malah melakukan wipe atau penghapusan data secara permanen dan tidak bisa di-recover atau diperbaiki.

Adapun perbedaan Petya dengan Wannacry adalah korban masih dapat mengakses Windows pada perangkat komputernya. Ini lantaran Wannacry hanya menyerang file-file dokumen di dalam OS Windows.

"Kalau melihat dampak akhir setelah terinfeksi Petya, memang Petya menjadi lebih berbahaya dibanding Wannacry, tetapi bila dilihat dari cara penyebarannya, Petya masih lebih rendah cakupannya dibanding dengan Wannacry," jelas Ruby.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


28th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

Potensi Pasar Kendaraan Listrik RI Besar, Produsen Otomotif Ungkap Alasannya

Potensi Pasar Kendaraan Listrik RI Besar, Produsen Otomotif Ungkap Alasannya

Whats New
Link PDF PPPK 2023 Kementerian PUPR, Usia Pelamar Maksimal 57 Tahun

Link PDF PPPK 2023 Kementerian PUPR, Usia Pelamar Maksimal 57 Tahun

Whats New
Kunjungi Pasar Tanah Abang, Mendag Borong Baju hingga Aksesoris

Kunjungi Pasar Tanah Abang, Mendag Borong Baju hingga Aksesoris

Whats New
Menkop Teten Minta TikTok Bikin Perusahaan di Indonesia jika Ingin Berbisnis

Menkop Teten Minta TikTok Bikin Perusahaan di Indonesia jika Ingin Berbisnis

Whats New
Menkop Teten Minta TikTok Segera Tutup Sendiri Platform TikTok Shop

Menkop Teten Minta TikTok Segera Tutup Sendiri Platform TikTok Shop

Whats New
Pedagang Tanah Abang Curhat ke Mendag: Pak, Pengunjung Enggak Ada yang Datang

Pedagang Tanah Abang Curhat ke Mendag: Pak, Pengunjung Enggak Ada yang Datang

Whats New
Harga Wifi Biznet Per Bulan di Semua Daerah

Harga Wifi Biznet Per Bulan di Semua Daerah

Spend Smart
FLOII Resmi Digelar, Ajang Kumpul Pehobi hingga Pelaku Usaha Tanaman Hias

FLOII Resmi Digelar, Ajang Kumpul Pehobi hingga Pelaku Usaha Tanaman Hias

Whats New
TJSL BTN Salurkan KPR Mikro hingga Bantuan untuk Pencegahan 'Stunting'

TJSL BTN Salurkan KPR Mikro hingga Bantuan untuk Pencegahan "Stunting"

Whats New
Mandiri Capital Buka Program Pengembangan Bisnis untuk 'Startup' Lokal

Mandiri Capital Buka Program Pengembangan Bisnis untuk "Startup" Lokal

Work Smart
Dana Darurat untuk Perbaikan Rumah Penting Dimiliki, Ini Penjelasannya

Dana Darurat untuk Perbaikan Rumah Penting Dimiliki, Ini Penjelasannya

Spend Smart
Ini Alasan Pamapersada 'Ramaikan' Bisnis Panas Bumi, Memasuki 'Senja Kala' Batu Bara

Ini Alasan Pamapersada "Ramaikan" Bisnis Panas Bumi, Memasuki "Senja Kala" Batu Bara

Whats New
Menteri Teten Pastikan Pemisahan TikTok Shop dengan TikTok Medsos Tak Rugikan 'Seller'

Menteri Teten Pastikan Pemisahan TikTok Shop dengan TikTok Medsos Tak Rugikan "Seller"

Whats New
Daftar 55 Kereta Api yang Mendapatkan Diskon Tiket di KAI Expo 2023

Daftar 55 Kereta Api yang Mendapatkan Diskon Tiket di KAI Expo 2023

Whats New
Bank DKI Sediakan Layanan Pembayaran Nontunai di RSUD Kebayoran Lama

Bank DKI Sediakan Layanan Pembayaran Nontunai di RSUD Kebayoran Lama

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com