Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perbankan Sambut Positif Penerapan GWM Averaging

Kompas.com - 04/07/2017, 10:23 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Kalangan perbankan menyambut positif penerapan Giro Wajib Minimun (GWM) Primer Averaging atau rata-rata oleh Bank Indonesia (BI).

GWM Averaging dipandang bisa memberi keleluasaan bagi bank dalam mengelola likuiditasnya lantaran dana yang disimpan di bank sentral tidak dihitung per hari.

Wakil Direktur PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Sunarso mengatakan, aturan GWM Averaging membuat bank lebih mudah mengelola kebutuhan likuiditasnya.

Namun, bank harus mampu menyediakan simpanan dana di BI sesuai dengan aturan yang ditetapkan.

"Yang penting averange-nya terpenuhi, kalau punya GWM tinggi itu bisa digunakan karena yang dipakai hanya average-nya saja. Artinya itu memberi kelonggaran likuitidas," kata Sunarso di Jakarta, Selasa (4/7/2017).

Menurut Sunarso, dengan kemudahan maka bank dapat menjalankan bisnisnya lebih leluasa. Akan tetapi, dirinya belum bisa memprediksi besaran tambahan dana yang bisa masuk ke dalam sistem keuangan.

"Nanti kita lihat (dampaknya), maksud daripada GWM itu memberi kelonggaran likuiditas. Karena situasinya sekarang untuk mendorong kredit kita perlu likuiditas, karena dengan pelonggaran itu kalau ada likuiditas tidak terpakai itu bisa dipakai untuk lending," ungkap Sunarso.

Sementara itu, Presiden Direktur PT Bank Central Asia Tbk Jahja Setiaatmadja juga menyatakan dampak positif GWM Averaging.

Menurut Jahja, bank akan lebih mudah mengelola likuiditas dan BCA akan memanfaatkan itu.

"Itu bagus, itu membantu perbankan untuk lebih mudah dalam mengelola likuiditasnya. Kami di BCA pastinya akan memanfaatkan itu, kita akan pakai sesuai dengan aturan GWM averaging yang baru," tutur Jahja.

Per 1 Juli 2017, GWM Primer yang dipenuhi secara rata-rata adalah sebesar rasio 1,5 persen dari rata-rata DPK Rupiah selama Calculation Period (CP) atau sekitar 20 persen dari total rasio GWM Primer yang sebesar 6,5 persen (partial averaging).

Implementasi GWM Averaging adalah sebagai langkah lanjutan dari Reformulasi Kerangka Operasional Kebijakan Moneter untuk meningkatkan efektivitas transmisi kebijakan moneter.

Penerapan GWM Averaging membuka ruang bagi bank untuk meningkatkan kemampuan dan efisiensi pengelolaan likuiditas.

Bank dapat memanfaatkan fleksibilitas likuiditas tersebut untuk penempatan sementara pada instrumen pasar uang sehingga akan semakin mendorong pendalaman pasar keuangan yang merupakan salah satu program strategis BI.

Implementasi GWM Averaging juga dapat menopang stabilitas suku bunga operasional (PUAB overnite) berada di kisaran suku bunga kebijakan 7-Days (Reverse) Repo Rate sebagai sasaran operasional kebijakan moneter dan sekaligus mendorong pendalaman pasar keuangan.

Pun dapat menopang stabilitas suku bunga operasional (PUAB overnite) berada di kisaran suku bunga kebijakan 7-Days (Reverse) Repo Rate sebagai sasaran operasional kebijakan moneter dan sekaligus mendorong pendalaman pasar keuangan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com